KUALATUNGKAL - Harga komoditi perkebunan di tingkat penampung dan tengkulak merosot. Hal ini membuat petani lesu dan kehilangan omset.
Komoditi perkebunan yang mengalami penurunan harga jual seperti Kelapa Sawit, pinang, kelapa dan kopi.
Dari informasi yang diperoleh, untuk harga TBS mengalami penurunan sebesar 200 rupiah per kilogramnya, dari Rp 800/ kg, kini cuma dihargai Rp 600 di tingkat petani. Harga pinang, dari 10.500 /kg turun menjadi Rp 8.000. Sementara harga kopi, dari 40 ribu kini menjadi 28.000/ kilogramnya. Begitu juga kelapa, per butirnya diharga Rp 800.
Solikin, salah seorang petani di Kecamatan Betara menyebutkan jika anjloknya harga komoditi ini menjadi pukulan telak bagi petani.
Tidak ada yang bisa dilakukan, selain pasrah dan menerima apa adanya. Petani di wilayahnya sangat berharap campur tangan pemerintah menstabilkan harga komoditi perkebunan.
"Harga jual hasil perkebunan ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," ungkapnya.
Bapak tiga anak ini menambahkan jika penurunan harga perkebunan ini berbanding terbalik dengan harga ayam dan telur yang justru mengalami kenaikan harga.
"Jangankan untuk sehari-hari, untuk menutupi biaya produksi saja kita pusing 7 keliling,"tukasnya.
Hal senada juga diungkapnya Yumi (66) warga Kelurahan Mekar Jaya. Meski mengaku sangat terpukul dengan anjlok harga hasil perkebunan, dirinya tetap melakukan pemanenan.
"Meski harga sangat rendah, tapi tetap harus dipanen. Ya, ibaratnya seperti buah simalakama. ,"ucapnya singkat.
Endang, petani kelapa yang memiliki kebun di Seberang Kota juga mengeluhkan hal sama. Beberapa hari yang lalu dia mengaku menjual kelapa bulat yang telah dikupas sabutnya, seharga Rp 800 per butir.
"Jauh selisihnya, dulu bisa sampai Rp 2.000 an. Kalau dicongkel memang harga tinggi, tapi biaya operasionalnya besar. Hitungan sama saja, mending jual kelapa bulat," kata Endang.
Endang juga mengaku heran, harga jual komoditi pertanian di Tanjabbar sewaktu-waktu dengan mudah berubah, sementara harga yang ditetapkan pemerintah bisa lebih dari itu.
"Tolong kepada pemerintah untuk bisa membantu petani mendongkrak harga jual komoditi perkebunan," tambahnya.(*/edis)
Editor : Andri Damanik
TANJABBAR – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Albert Chaniago, SP, turut hadir dalam Musyawarah P
TANJABBAR - Semangat perjuangan bersama dalam membangun daerah tergambar jelas dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jambi ke-68 yang berlangsung khi
TANJABBAR - Memasuki masa Reses ke-II tahun sidang 2024/2025, Anggota DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mari
TANJABBAR - Bentuk kepedulian terhadap masyarakat kembali ditunjukkan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), Albert Chaniago, S.P.
TANJABBAR - Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar (Tanjabbar), Albert Chaniago, S.P., menghadiri rapat koordinasi terkait penyelesaian permasalahan jalan Lintas