MUARASABAK - Sepertinya Pemerintah Tanjabtim harus selektif dalam memilih nelayan yang berhak menempati perumahan nelayan yang baru dibangun.
Masalahnya, ada warga yang tidak sepenuhnya berprofesi sebagai nelayan juga menghendaki rumah tersebut. Bahkan, ada juga nelayan yang sudah pernah diberi rumah oleh pemerintah tapi menginginkan rumah yang baru. Alasannya, rumah yang lama hanya terbuat dari kayu dan sudah mulai rusak.
Celakanya lagi, beberapa nelayan yang dulunya mendapatkan rumah nelayan justru tidak merawatnya dan meninggalkan rumah bantuan tersebut. Tapi, setelah mendapatkan kabar jika perumahan nelayan baru akan diberikan, nelayan yang mulanya meninggalkan rumahnya itu kembali ingin mendapatkan rumah Nelayan yang baru.
Seperti yang diungkapkan Iskandar, dirinya selama ini hanya menumpang di rumah nelayan yang pernah dibangun pada 2011 lalu. Ketika itu rumah tersebut dalam keadaan kosong. Sebab, yang menempati tidak mau tinggal dirumah tersebut.
"Yang tinggal di situ balik ke rumah orang tuanya, karena kosong jadi saya tempati, sudah lebih dari satu tahun saya tinggal di situ (perumahan nelayan lama)," kata Iskandar.
Tapi, setelah adanya kabar pembagian rumah nelayan baru yang dibuat secara permanen oleh Kementerian Perumahan Rakyat dan PU, para nelayan yang dulunya mengosongkan rumah nelayan lama, kembali lagi ke rumahnya dan rela tinggal meski sudah penghuninya.
"Kemarin pas dikasih (rumah nelayan lama) mereka sia-siakan. Mereka tinggal, pas ada pembagian datang lagi,"lanjutnya.
Untuk itu, Iskandar berharap pemerintah benar-benar selektif dalam membagikan rumah nelayan baru tersebut. Jangan sampai, nelayan yang mendapatkan rumah tersebut adalah nelayan yang telah memiliki tempat tinggal. Sebaliknya, nelayan yang tidak memiliki rumah tidak mendapatkan rumah tersebut.
Rustam salah satu nelayan yang pernah meninggalkan rumah nelayan lama menyebutkan, dirinya bersama keluarga meninggalkan rumah nelayan lama karena kondisinya sudah miring. Apalagi, jika terjadi air pasang, rumah yang berada di pinggir Sungai Majlis Hidayah itu digenangi air.
"Makanya kami juga berharap, mendapatkan rumah yang baru, kalau kami dapat dan tinggal di situ rasanya tinggal di surga,"katanya.
Sementara itu, Camat Kuala Jambi Taufik Hidayat mengatakan, nelayan yang berhak mendapatkan rumah nelayan baru tersebut adalah nelayan tidak mampu dan yang benar-benar tidak memiliki rumah atau nelayan yang selama ini hanya hanya menumpang. Lebih dari itu, nelayan tersebut juga harus membuat pernyataan diatas materai jika mereka tidak memiliki rumah.
Memang saat ini beberapa nelayan yang sudah melapor ke desa, tapi nantinya akan ada pendataan semua nelayan, untuk menentukan nelayan yang berhak mendapatkan rumah tersebut. Disamping itu, nantinya akan ada tim sinkronisasi yang akan melakukan validasi data nelayan yang berhak mendapatkan bantuan.
"Artinya, kita akan berikan rumah nelayan ini untuk nelayan yang benar-benar tidak mampu dan tidak punya rumah,"ungkapnya.
Dengan adanya pendataan dan sinkronisasi data nelayan itu, Taufik meyakini rumah nelayan itu akan tepat sasaran."Saya yakin dengan validasi data di lapangan, rumah nelayan ini akan diberikan kepada nelayan yang benar-benar membutuhkan,"tegasnya.
Untuk diketahui, saat ini ada sebanyak 100 unit rumah nelayan yang dibuat secara permanen di Desa Majlis Hidayah, Kuala Jambi. Sementara itu jumlah Kepala Keluarga yang hanya mengantungkan hidupnya sebagai nelayan mencapai 400 Kepala Keluarga.(*)
Penulis : Joni Hartanto
Editor : Andri Damanik
JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat
JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas
JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s
TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorangĀ Karyawan k
TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba