KUALATUNGKAL - Meski defisit melanda APBD Tanjabbar, pembangunan infrastruktur terus digulirkan. Baik itu melalui Dana Desa maupun program Neighbordhood Upgrading and Shelter Project (NUSP-2) dari Kementerian PU dan Perumahan Rakyat.
Kabar menggembirakan, Tanjabbar mendapat jatah Rp 26 miliar melalui program NUSP-2 Kementerian PU dan Pera. Dana ini digulirkan selama tiga tahun, terhitung 2015-2017.
Tahun ini, baru Rp 1, 5 miliar yang dikucurkan, untuk tiga desa/kelurahan di Kecamatan Tungkal Ilir. Diantaranya Tungkal Harapan, Kampung Nelayan, Sungai Nibung.
Kabid Pemukiman dan Perumahan Dinas PU Tanjabbar, Ria Sukryanto mengatakan program NUSP-2 ini bergulir selama tiga tahun. Dana tersebut dikucurkan langsung ke masyarakat, dan langsung dikelola oleh masyarakat yang mendapat alokasi dana.
"Seperti tiga kelurahan di Tungkal Ilir, diserahkan kepada mereka untuk mengelolanya. Nanti ada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk untuk mengelola dana tersebut, termasuk infrastruktur apa yang dibangun," ujar dia.
Seperti di Tungkal Harapan, dialokasikan untuk pembangunan jalan beton. Pembangunannya diserahkan kepada masyarakat, yang terpenting sesuai dengan bestek.
"Diserahkan kepada masyarakat, mereka yang mengerjakan, dengan mengikuti bestek yang dibuat. Dinas PU dalam hal ini hanya melakukan pengawasan," jelas Ria.
Ria menambahkan, pada tahun depan, ada 9 desa yang akan mendapat alokasi dana dari program NUSP-2. Dana tersebut diserahkan sepenuhnya ke masyarakat untuk dikelola dengan baik.
"Tapi ada juga proyek NUSP-2 yang ditenderkan, dan pengerjaannya diserahkan ke pihak rekanan," tutur Ria.
Salah seorang warga di Tungkal Harapan, Indra mengaku senang dengan kucuran bantuan infrastruktur dari Kemen PU dan Pera. Kata dia, jalan yang dibuat memang sesuai keinginan masyarakat.
"Kami ikut juga bangun jalan, dan memang cukup tebal, dan besinya kami buat rapat. Hasilnya cukup baik," kata Indra.
Dia berharap, anggaran NUSP-2 segera diluncurkan di tahun-tahun berikutnya, dan tetap melibatkan masyarakat dalam pengerjaan di lapangan.(*)
Editor : Andri Damanik