TEMBILAHAN – Tampak biasa saja, tidak ada yang spesial. Pria yang bertugas di Turjawali Satlantas Polres Inhil ini ternyata mengelola usaha sederhana, lagi branding di Kota Tembilahan.
Dialah Bripda YR Habibie, orangnya simpel dan sederhana. Selain menjadi anggota Polri, Bripda Habibi punya usaha kecil-kecilan. Selepas bertugas, dia berjualan kopi dan Mie Aceh di Jalan KH Dewantara tepatnya di parkiran Disdagtri Inhil.
Nama tempat usahanya adalah Warung Bu Mantri dan Nyopi, tempatnya sederhana, hanya ada bangku dan kursi outdoor.
Menu andalannya spesial mie aceh dan kerang rebus serta ada sarapan pagi, Kopi aceh hingga thai tea dan coklat.
"Orang tua saya memang sudah jualan dari dulu. Buka warung Mie Aceh di Bagan Batu," ungkap Bripda Habibi, saat dikunjungi Pembina Yayasan Vioni Bersaudara bersama Ketua Kadin Inhil, H. Ardiansyah.
Diceritakan Habibi, awal mula ide membuka warung tersebut karena dampak Pandemi Covid-19 sehingga usaha warung di Bagan Batu sudah mulai susah dan ingin mencoba usaha di Tembilahan.
"Memang menu spesialnya Mi Aceh dan kerang rebus, tapi tetap memperhatikan lidah orang Tembilahan, rasa nasinya dan berasnya menyesuaikan lidah orang tempatan," cerita Habibi yang mengaku masih bujangan ini.
Dirinya mengatakan sengaja memakai nama warung bu mantri karena bapaknya merupakan seorang perawat atau mantri, sehingga orang-orang lebih lekat dengan sebutan bu mantri dan menjadikan itu sebagai Branding.
Bekerja di Polres Inhil sebagai polisi dan setelah itu harus ke warung melayani pelanggan yang datang, ternyata juga tidak menggangu aktifitas Bripda Habibi.
"Dibilang capek ya pasti capek, harusnya istirahat tapi kita tetap di warung. Tapi berkat suport orang tua dan keluarga makanya bisa semangat terus," katanya.
Bripda Habibi mengaku meski punya anggota yang membantu namun dirinya juga ikut langsung melayani pelanggan, membuat kopi dan membakar ayam.
"Tidak ada malu, sebelumnya saya punya beberapa usaha juga di Tembilahan, selagi masih halal, itu tidak masalah," sebutnya.
Menurut Habibi, dirinya bisa menjadi seorang polisi karena dari goreng- menggoreng, sebab orang tuanya menyekolahkannya dari hasil jualan mi aceh, dari situ dia bisa bersekolah.
"Waktu kecil saya juga sudah biasa naik bus, jualan gorengan, jadi sudah biasa. Saya tidak jualan sekarang saja, sudah dari kecil," akunya.
Ditambahkan Habibi, pimpinannya di Polri juga mendukung kegiatannya, hanya saja pimpinannya berpesan agar pekerjaan dinas jangan sampai terbengkalai.
"Pekerjaan di Satlantas dan jualan tidak pernah saya satukan, saya tidak pernah bawa nama institusi ke kerjaan saya ini. Kalau di sini saya sebagai penjual, kalau di Polisi saya pelayan masyarakat," tambahnya.
Dilanjutkan Habibi, selagi hal tersebut positif dan tidak menggangu pekerjaan utamanya maka dirinya tidak merasa malu bahkan menjalaninya dengan semangat.
"Mumpung masih lajang, belum ada tanggungan, saya nabung sedikit-sedikit," pungkasnya. (*/aditiya)
JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat
JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas
JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s
TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorang Karyawan k
TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba