Menelisik Wisata Tertinggal di Tanjabbar

Ternyata Ada Objek Wisata di Rantau Benar, Orang Nyebutnya Riak Runai


Senin, 09 Maret 2015 - 18:33:07 WIB - Dibaca: 3297 kali

Wisata Riak Runai di Lubuk Bernai, Kecamatan Renah Mendaluh Belum Tersentuh Pemerintah (dok/IT) / HALOSUMATERA.COM

Nuansa alami kian terasa, di tepi Sungai Riak Runai, Desa Rantau Benar, Kecamatan Renah Mendaluh. Bebatuan hitam, air yang jernih, membuat pengunjung merasa nyaman. Sayangnya, potensi wisata ini, masih tersembunyi.

Riak Runai. Begitu warga Rantau Benar menyebutnya. Runai adalah sebutan bagi warga asli di desa setempat ratusan tahun yang lalu. Di sepanjang sungai ini, tempat penduduk asli bertahan hidup. Tidak heran, di sekitar wisata Riak Runai, ditemukan kuburan kuno, yang menggunakan nisan dari batu sungai asli, berbentuk oval dan keras.

Amril, salah satu warga Rantau Benar mengatakan, wisata Riak Runai belum diketahui khalayak ramai. Para pengunjung hanya berdatangan dari beberapa desa di Kecamatan Renah Mendaluh. Tempat ini tentunya masih alami, dan belum ada sentuhan pembangunan dari pemerintah daerah.

Yang lebih aneh, di sekitar Riak Runai ditemukan kebun salak hutan, seluas 1 hektare. Kata dia, kebun salak ini sudah ada sejak dulu. Sayangnya, pengelola wisata ini tidak lagi merawat kebun salak tersebut.

“Salaknya enak, manis. Dulu banyak yang beli, tapi beberapa tahun terakhir, sudah tidak terawat lagi,” kata dia.

Meski masih minim fasilitas, tempat ini dibuka bebas setiap hari. Pengunjung yang sebagian besar kaum remaja, menyempatkan waktu untuk bersantai, terlebih-lebih pada hari libur.

Hal menarik lainnya, di tepi sungai Riak Runai, ditemukan lempengan batu keras, bewarna hitam. Batu ini begitu tebal, seperti lapisan batu bara. Hanya saja, warnanya mulai berubah karena tertutupi lapisan lumpur  yang dibawa arus sungai.

Air yang jernih, juga menjadi incaran warga setempat. Tidak sedikit warga yang mencuci dan mandi di sungai ini. “Banyak juga warga yang mandi disini. Karena airnya bersih,” kata pria berkulit sawo matang ini.

Yang lebih unik lagi, di tepi sungai banyak ditemukan bongkahan batu sungai bewarna kuning, dengan berbagai bentuk. Batu tersebut masih misterius, karena warga menemukan secara tidak sengaja di lokasi wisata ini.

Sayangnya, akses jalan ke wisata ini belum mulus. Ratusan truk bermuatan tandan buah segar (TBS) setiap hari hilir mudik di sepanjang jalan yang menghubungkan Rantau Benar – Lubuk Kambing. Pantas saja, debu tebal menghilangkan kerindangan pepohonan di sekitar kawasan Riak Runai. (*)

Penulis: Andri Damanik








Komentar Anda



Terkini Lainnya

Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar: Musrenbang Momentum Dengarkan Aspirasi Masyarakat

TANJABBAR – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Albert Chaniago, SP, turut hadir dalam Musyawarah P

Advertorial

Suprayogi Syaiful Bacakan Naskah Deklarasi Badan Kongres Rakyat Jambi

TANJABBAR - Semangat perjuangan bersama dalam membangun daerah tergambar jelas dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jambi ke-68 yang berlangsung khi

Advertorial

RESES ANGGOTA DPRD TANJABBAR

TANJABBAR - Memasuki masa Reses ke-II tahun sidang 2024/2025, Anggota DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mari

Advertorial

Ketua Komisi III Tanjabbar Kunjungi Pasien di RSUD Daud Arif

TANJABBAR - Bentuk kepedulian terhadap masyarakat kembali ditunjukkan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), Albert Chaniago, S.P.

Advertorial

Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar Hadiri Rakor Penyelesaian Jalan Lintas Serdang–Sungai Dungun

TANJABBAR - Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar (Tanjabbar), Albert Chaniago, S.P., menghadiri rapat koordinasi terkait penyelesaian permasalahan jalan Lintas

Advertorial


Advertisement