KUALATUNGKAL- Di wilayah perbatasan Tanjabbar sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar masih minim. Tak heran, warga di perbatasan menyekolahkan anaknya ke kabupaten tetangga.
Kondisi ini terlihat di seluruh strata pendidikan, mulai tingkat sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) bahkan sekolah menengah atas ( SMA ) di beberapa desa yang berada di Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjab Barat, Provinsi Jambi.
Pantauan di lapangan, di wilayah sangat sulit ditemui sekolah-sekolah. Bahkan tidak jarang anak-anak yang tinggal di daerah perbatasan itu bersekolah di Kabupaten tetangga yakni Kabupaten Tebo dikarenakan jalanan menuju Tebo lebih mudah di akses serta sarana dan prasarananya yang jauh lebih lengkap.
Selain itu, hanya sedikit guru yang bisa menyandang PNS, masih banyak guru-guru atau pengajar yang masih berstatus guru honorer dengan gaji yang rendah.
"Memang SD gak ada, jadi anak-anak sekolahnya di Tebo," kata Kades Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Suwarno, Senin (13/02/17).
Dia menjelaskan, Desa Bukit Bakar yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Batanghari tersebut hingga hari ini belum memiliki fasilitas pendidikan.
"Memang kami itu Bukit Bakar gak ada SD sama sekali. Dari SD, SMP, SMA ga ada. Jadi anak-anak itu sekolahnya kalau gak di Tebo ya di Batanghari," jelasnya.
Suwarno berujar, selama tiga tahun menjabat sebagai Kades Bukit Bakar dirinya mengaku telah berulangkali mengusulkan pembangunan fasilitas pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA kepada pemerintah daerah, namun hingga hari ini Pemerintah hanya mengumbar janji tanpa jelas kapan bisa merealisasikannya.
"Yolah tuk nanti kami pikirkan, "ujar Suwarno menirukan pejabat Pemerintah yang berjanji ingin membangun fasilitas pendidikan di desanya.
Sebelumnya, lanjut Suwarno, tahun 2016 lalu pihak Dinas Pendidikan dari Jakarta (Pemerintah Pusat) telah turun meninjau desanya. Namun hingga hari ini belum ada jawaban yang pasti untuk mendirikan sarana dan prasaran pendidikan di daerah perbatasan Kabupaten Tanjabbar tersebut.
"Kemarin malah tahun 2016 itu dari Jakarta turun. Cuma ga ada pula realisasinya sampai sekarang. Kasihan anak-anak sekolah di perbatasan ini, malah karena jalannya masih jalan tanah mereka kebanyakan berjalan kaki," tandasnya.
Sementara itu, Bupati Tanjabbar H. SafrialMS melalui Sekda H Ambok Tuo mengungkapkan, bahwa Pemkab Tanjabbar telah mendapat informasi dari Dinas Pendidikan soal minimnya sarana dan prasarana di daerah perbatasan tersebut. Pemkab berjanji akan membangun gedung sekolah sesuai dengan ketentuan dan sarat yang ada.
"Nanti akan kita survey dulu, dimana lokasi yang pas untuk dibangun sekolah. Kemudian nanti persyaratan untuk membangun gedung sekolah ini melihat ada gak muridnya dan kemudian jaraknya juga," tuturnya.
Ditambahkannya, terlepas dari Kecamatan Renah Mendaluh yang letaknya di perbatasan Kabupaten, Pemkab Tanjabbar juga akan memperhatikan sarana dan prasarana pendidikan di semua wilayah desa dan kecamatan yang ada.
"Ini memang menjadi program Pemerintah. Salah satu visi pak Bupati itu yakni meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Makanya sarana dan prasarana Pendidikan akan tetap diperhatikan," tutupnya.(*/Eko)
Editor : Andri Damanik
JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat
JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas
JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s
TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorangĀ Karyawan k
TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba