Gara-Gara Beras Bansos, Bulog Terancam Rugi


Rabu, 20 Oktober 2021 - 08:55:38 WIB - Dibaca: 486 kali

HALOSUMATERA.COM / HALOSUMATERA.COM

HALOSUMATERA.COM, JAKARTA – Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso menyatakan, bahwa Bolog berpotensi mengalami kerugian. Hal ini disebabkan penugasan penyaluran beras bansos dan pengajuan disposal untuk beras yang kualitasnya sudah turun untuk dimusnakan.

“Sudah kita tagihkan 1 tahun dan 1,5 tahun tapi belum dibayarkan,” kata Budi Waseso di Ombudsman RI, ditulis, Rabu (20/10/2021).

Buwas mengungkapkan, dana yang digunakan untuk membeli hasil panen sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) ini berasal dari pinjaman dengan bunga komersil.

Seperti diketahui, salah satu penugasan yang diberikan pemerintah kepada Perum Bulog yakni penyerapan beras dari petani 1 juta ton – 1,5 juta ton per tahun.

“Semula hal ini tidak menjadi masalah karena penyaluran hasil panen yang dibeli tersebut disalurkan kepada masyarakat lewat program bantuan sosial. Namun ketika program bantuan sosial tersebut digantikan dengan uang tunai, maka Bulog kehilangan pasar penyaluran beras,” terangnya.

Menurut Buwas, hilangnya pasar ini membuat Bulog kehilangan keseimbangannya. Sebab penyaluran beras untuk bantuan sosial mencapai 2,6 juta ton. Inilah yang membuat Bulog akan kelebihan stok dan bakal mengalami kerugian akibat tidak berputarnya proses bisnis.

“Jadi potensi Bulog merugi itu pasti karena kita uangnya pinjam, bunganya komersil jalan terus,” ujarnya.

Terlebih lagi, lanjut Buwas, pembiayaan yang digunakan Perum Bulog merupakan bunga komersil. Sementara penugasan dari pemerintah tidak bisa ditolak begitu saja.

“Jadi bunganya Bulog yang tanggung, inilah yang namanya penugasan,” imbuhnya.

Selama ini, kata Buwas, sirkulasi CBP selama ini bergantung pada perintah negara melalui Rakortas. Dalam 3 tahun terakhir, kebutuhan beras untuk KPHS dan penanggulangan bencana sekitar 800-850 ribu ton pertahun. Sehingga bila setiap tahun harus menyerap sampai 1,5 juta ton, Perum Bulog akan kelebihan stok eras.

“Hasil evaluasi kita 3 tahun ke belakang, rata-rata untuk 3 kebutuhan ini kita hanya butuh 800-850 ribu ton. Kalau kita siapkan 1 juta sampai 1,5 juta ton berarti ada sisa,” jelasnya.

Menurut Buwas, menyimpan kelebihan stok beras ini juga bukan solusi yang baik. Sebab biaya perawatan beras tidak murah, terlebih gudang yang digunakan Perum Bulog bukan gudang khusus. Melainkan gudang pada umumnya sehingga perlu perawatan khusus agar kualitas beras tidak cepat turun.

“Yang kita simpan ini beras yang pasti perlu perawatan khusus dan kualitas pasti turun. Ini akan terjadi pada penerimaan,” pungkasnya. (der/fin)

Sumber: www.fin.co.id




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Gubernur Al Haris Tutup Hari Krida Pertanian ke-52 Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2024

JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat

Advertorial

Gubernur Jambi Al Haris Pimpin Peringatan HUT ke-79 PGRI dan HGN 2024 di Tebo

JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas

Advertorial

Gubernur Al Haris Tegaskan Pentingnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s

Advertorial

Sopir BNI Kualatungkal Dipecat Sepihak, Diduga Masalah Sepele

TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorang  Karyawan k

Berita Daerah

IJTI Kecam Arogansi Oknum Kadis Koperindag Tanjabbar, Beri Waktu 24 Jam untuk Klarifikasi

TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba

Berita Daerah


Advertisement