Harga Kelapa Dalam Anjlok, TBS dan Pinang Malah Stabil


Minggu, 03 Februari 2019 - 13:17:49 WIB - Dibaca: 1758 kali

Petani Menjual Kelapa Dalam ke Pengumpul.(ilustrasi/net) / HALOSUMATERA.COM

SENYERANG – Harga kelapa dalam anjlok lagi dari Rp 1300 per kilo menjadi Rp 1000 per kilo di tingkat pengumpul dalam sepekan terakhir. Sementara dari pengumpul, kelapa dalam ini ditolak ke negeri jiran Malaysia.

Budi salah satu pengumpul kelapa dalam di Kecamatan Senyerang mengatakan, sebulan yang lalu harga kelapa masih di kisaran Rp 1300 per kilo.

Harga ini untuk ukuran kelapa delapan hingga ukuran sepuluh ons. “Kita nerima yang ukuran 8-10. Kemudian kita tolak lagi ke penampung besar untuk di jual ke Malaysia” kata Budi.

Budi mengatakan, dalam sepuluh hari sekali, dia bisa mengumpulkan sekitar 180 ton kelapa dalam yang belum dikupas dari petani. Setelah disortir, langsung ditolak ke kapal untuk dibawa ke Malaysia via Batam.

“Ada kapal yang nunggu, jadi kita jual di kapal,” katanya.

Penurunan harga ini, lanjut Budi, bukanlah harga yang dibuat pengumpul. Namun mengikuti fluktuasi harga dari luar.

“Karena kita nolak ke luar, harga dari sana turun. Jadi dari petani ke kita juga mengikuti,” jelasnya.

Diakui Budi, harga kelapa dalam bisa naik turun sesuai dengan permintaan pasar. Meski demikian, penurunan harga tak separah komoditi lainnya.

“Paling 200 sampai 300 rupiah anjloknya,” jelas Budi.

Sementara itu, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mulai naik di pasaran. Jika sebelumnya, harga TBS dibawah Rp 1.000 per kg, kini naik pada kisaran harga Rp 1.100 - 1.200 per kg.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tanjab Barat, Syafriwan dikonfirmasi menyebut, naiknya harga jual sawit bisa jadi karena stok sawit di pasar dunia mulai menipis sehingga permintaan meningkat.

"Karena hukum pasarnya kan seperti itu. Kalau permintaan kebutuhan akan sawit banyak sementara stok menipis maka harganya otomatis akan naik," jelas Kadisperindag Tanjab Barat, Syafriwan.

Begitu juga dengan pinang mengalami kenaikan yang menguntungkan petani. Sebelumnya dihargai Rp 12.000  per kg kini naik seharga Rp 15.000  per kg.

Syafriwan menambahkan, saat ini banyak petani Tanjabbar beralih ke kelapa dalam dan pinang, lantaran harga komoditi sawit kerab mencemaskan petani. "Kami dari Disperindag menghimbau masyarararakat petani lebih selektif memilih jenis tanaman jangan karena ikut-ikutan," ujar Syafriwan. (*/hky)

Editor: It Redaksi




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar: Musrenbang Momentum Dengarkan Aspirasi Masyarakat

TANJABBAR – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Albert Chaniago, SP, turut hadir dalam Musyawarah P

Advertorial

Suprayogi Syaiful Bacakan Naskah Deklarasi Badan Kongres Rakyat Jambi

TANJABBAR - Semangat perjuangan bersama dalam membangun daerah tergambar jelas dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jambi ke-68 yang berlangsung khi

Advertorial

RESES ANGGOTA DPRD TANJABBAR

TANJABBAR - Memasuki masa Reses ke-II tahun sidang 2024/2025, Anggota DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mari

Advertorial

Ketua Komisi III Tanjabbar Kunjungi Pasien di RSUD Daud Arif

TANJABBAR - Bentuk kepedulian terhadap masyarakat kembali ditunjukkan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), Albert Chaniago, S.P.

Advertorial

Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar Hadiri Rakor Penyelesaian Jalan Lintas Serdang–Sungai Dungun

TANJABBAR - Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar (Tanjabbar), Albert Chaniago, S.P., menghadiri rapat koordinasi terkait penyelesaian permasalahan jalan Lintas

Advertorial


Advertisement