Harga Kelapa Dalam Anjlok, TBS dan Pinang Malah Stabil


Minggu, 03 Februari 2019 - 13:17:49 WIB - Dibaca: 1965 kali

Petani Menjual Kelapa Dalam ke Pengumpul.(ilustrasi/net) / HALOSUMATERA.COM

SENYERANG – Harga kelapa dalam anjlok lagi dari Rp 1300 per kilo menjadi Rp 1000 per kilo di tingkat pengumpul dalam sepekan terakhir. Sementara dari pengumpul, kelapa dalam ini ditolak ke negeri jiran Malaysia.

Budi salah satu pengumpul kelapa dalam di Kecamatan Senyerang mengatakan, sebulan yang lalu harga kelapa masih di kisaran Rp 1300 per kilo.

Harga ini untuk ukuran kelapa delapan hingga ukuran sepuluh ons. “Kita nerima yang ukuran 8-10. Kemudian kita tolak lagi ke penampung besar untuk di jual ke Malaysia” kata Budi.

Budi mengatakan, dalam sepuluh hari sekali, dia bisa mengumpulkan sekitar 180 ton kelapa dalam yang belum dikupas dari petani. Setelah disortir, langsung ditolak ke kapal untuk dibawa ke Malaysia via Batam.

“Ada kapal yang nunggu, jadi kita jual di kapal,” katanya.

Penurunan harga ini, lanjut Budi, bukanlah harga yang dibuat pengumpul. Namun mengikuti fluktuasi harga dari luar.

“Karena kita nolak ke luar, harga dari sana turun. Jadi dari petani ke kita juga mengikuti,” jelasnya.

Diakui Budi, harga kelapa dalam bisa naik turun sesuai dengan permintaan pasar. Meski demikian, penurunan harga tak separah komoditi lainnya.

“Paling 200 sampai 300 rupiah anjloknya,” jelas Budi.

Sementara itu, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mulai naik di pasaran. Jika sebelumnya, harga TBS dibawah Rp 1.000 per kg, kini naik pada kisaran harga Rp 1.100 - 1.200 per kg.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tanjab Barat, Syafriwan dikonfirmasi menyebut, naiknya harga jual sawit bisa jadi karena stok sawit di pasar dunia mulai menipis sehingga permintaan meningkat.

"Karena hukum pasarnya kan seperti itu. Kalau permintaan kebutuhan akan sawit banyak sementara stok menipis maka harganya otomatis akan naik," jelas Kadisperindag Tanjab Barat, Syafriwan.

Begitu juga dengan pinang mengalami kenaikan yang menguntungkan petani. Sebelumnya dihargai Rp 12.000  per kg kini naik seharga Rp 15.000  per kg.

Syafriwan menambahkan, saat ini banyak petani Tanjabbar beralih ke kelapa dalam dan pinang, lantaran harga komoditi sawit kerab mencemaskan petani. "Kami dari Disperindag menghimbau masyarararakat petani lebih selektif memilih jenis tanaman jangan karena ikut-ikutan," ujar Syafriwan. (*/hky)

Editor: It Redaksi




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Hasil Pengecekan Tim Gabungan, SPPG Polda Jambi Memenuhi Standar Operasional

JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen

Berita Daerah

Penyaluran Pupuk Subsidi dengan Slogan TEPAT dan PUPUKKU

JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn

Berita Daerah

Dua Oknum Guru SMAN 4 Tanjabtim Dilaporkan ke PGRI dan Disdik Provinsi Jambi

JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika

Berita Daerah

Ketika Demokrasi Melemah, Politik Hukum Ikut Tersandera

Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti

Opini

Ketua DPRD Muaro Jambi Sebut Secara Struktural dan SDM Perumda Tirta Muaro Jambi Kurang Baik

MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat

Berita Daerah


Advertisement