Insentif Guru Honor Dinaikkan menjadi Rp 8.000 per Jam Mengajar


Senin, 10 Desember 2018 - 15:04:57 WIB - Dibaca: 1960 kali

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjabbar Drs H M Yusuf saat Ditemui di Ruang Kerjanya.(IT) / HALOSUMATERA.COM

KUALATUNGKAL – Setidaknya ada 1.340 guru honor yang diberdayakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Tanjabbar. Peran guru honor ini sangat membantu dalam menuntaskan kegiatan belajar mengajar.

Untuk meningkatkan kesejahteraan guru honor, Pemerintah Kabupaten Tanjabbar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjabbar telah menambah insentif guru honor, dihitung per jam mengajar.

Tadinya insentif per jam hanya Rp 5.000 kini dinaikkan menjadi Rp 8.000 per jam. Kenaikan insentif guru honor ini telah dituangkan dalam APBD 2019.

“Ya sekitar Rp 5 miliar lebih, buat anggaran insentif guru honor dan sudah disahkan di tahun depan. Untuk guru SD dan SMP disamakan, agar tidak ada kesenjangan,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjabbar Martunis M Yusuf melalui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs H M Yusuf ditemui di ruang kerjanya, Senin (10/12).

Rata-rata, jumlah jam mengajar guru honor bisa 20 sampai 30 jam per minggu. Pembayaran insentif dilakukan secara komulatif, per triwulan.

“Jadi mereka (guru honor,red) dibayarkan insentifnya setiap tiga bulan. Nanti dihitung berapa jam mereka mengajar, dan dibayarkan sesuai pagu yang ditetapkan,” jelasnya.

Penambahan anggaran insentif ini, lanjut Yusuf, demi meningkatkan kesejahteraan guru honor. Apalagi, tugas guru honor selain membantu tenaga pendidik di sekolah, juga membantu peningkatan SDM.

Selain dibantu melalui APBD, ribuan guru honor juga mendapat sokongan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang didapat di masing-masing sekolah.

“Kalau BOS, itu langsung ke sekolah. Dan tergantung dari pihak sekolah,” katanya.

500 Guru Pensiun

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjabbar Drs H M Yusuf menyebut, pada 2020 mendatang diperkirakan 500 guru PNS yang memasuki masa pensiun.

Hal ini menyebabkan tenaga pengajar di Tanjabbar mengalami kekurangan.

“Karena hampir setiap tahun ada 100 guru mengalami masa pensiun. Termasuk yang angkatan guru pertama di Tanjabbar, rombongan dari Medan dan Kerinci, sudah masuk pensiun semuanya. Jadi kita memang sangat membutuhkan tenaga guru,” kata Yusuf.

Demi membantu kelangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru honorer menjadi salah satu jalan keluarnya.

“Mau gak mau dihandle sama guru honorer,” ujar Yusuf.(*)

Editor: IT Redaksi

Baca Juga:Sampaikan Aspirasi Soal Pungutan di Sekolah dan Dugaan Penyelewenangan Dana BOS




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar: Musrenbang Momentum Dengarkan Aspirasi Masyarakat

TANJABBAR – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Albert Chaniago, SP, turut hadir dalam Musyawarah P

Advertorial

Suprayogi Syaiful Bacakan Naskah Deklarasi Badan Kongres Rakyat Jambi

TANJABBAR - Semangat perjuangan bersama dalam membangun daerah tergambar jelas dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jambi ke-68 yang berlangsung khi

Advertorial

RESES ANGGOTA DPRD TANJABBAR

TANJABBAR - Memasuki masa Reses ke-II tahun sidang 2024/2025, Anggota DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mari

Advertorial

Ketua Komisi III Tanjabbar Kunjungi Pasien di RSUD Daud Arif

TANJABBAR - Bentuk kepedulian terhadap masyarakat kembali ditunjukkan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), Albert Chaniago, S.P.

Advertorial

Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar Hadiri Rakor Penyelesaian Jalan Lintas Serdang–Sungai Dungun

TANJABBAR - Ketua Komisi III DPRD Tanjabbar (Tanjabbar), Albert Chaniago, S.P., menghadiri rapat koordinasi terkait penyelesaian permasalahan jalan Lintas

Advertorial


Advertisement