PENGABUAN - Pembangunan kantin pasar menggunakan alokasi Dana Desa tahun 2017 milik Pemerintah Desa Sungai Serindit, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi mendapat protes dari warga setempat.
Warga menilai lokasi didirikannya kantin tersebut tidak sesuai dengan keinginan pemilik tanah sebelumnya almarhum H Muhammad alias H Kancil, yang mewakafkannya untuk jalan menuju akses rumah putih (nama lokasi di salah satu wilayah Desa Sungai Serindit).
Hal ini diungkapkan langsung oleh salah seorang warga Desa Sungai Serindit sekaligus cucu dari Alm H Kancil, Zainuddin.
"Yang kami prioritaskan adalah jalan untuk menyeberang ke rumah putih. Jadi saya selaku cucu dari punya tanah tersebut kemarin setelah kebakaran (puluhan tahun lalu) itu diwakafkan untuk penyeberangan rumah putih. Kalau dahulu maklum tidak ada hitam putih. Dia kalau sudah ngomong wakaf ya wakaf untuk jalan," kata Zainuddin kepada wartawan, baru-baru ini.
Selain itu, kata Zainuddin, dalam pembangunan kantin tersebut, ada kejanggalan lantaran tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak keluarga dari Alm H Kancil dan warga sekitar.
"Dan juga diwaktu pembangunan kantin tersebut, Kepala Desa beserta Sekdes dan PPK nya tidak pernah berkordinasi kepada kami selaku ahli waris apalagi kepada masyarakat," jelas Zainuddin.
Selaku warga Zainuddin mengaku kecewa dengan sikap dan tindakan Kades Sungai Serindit yang dinilainya arogan serta merasa menjadi tangan besi.
Dikatakannya pula, selain dibangun di atas tanah wakaf, bangunan yang bakal menghabiskan uang sebesar hampir Rp 300 juta itu dinilai kurang bermanfaat serta mengenai bubung rumah warga yang ada disamping kanan kiri bangunan.
"Dari masyarakat sebenarnya merasa senang kalau diadakannya kantin ataupun los untuk pasar atau pekan disini pada hari Rabu.
Tetapi setelah dibangun masyarakat merasa sebagian itu tidak senang. Pertama lokasinya tidak begitu mengizinkan untuk dibuat los. Yang kedua lokasi kantin ini jauh dari bongkar muat para pedagang, sebab umumnya di Serindit ini bongkar muat pedagang melalui sungai bukan jalur darat. Terlalu jauh,"ujarnya.
Ia menyatakan, sejak puluhan tahun lalu, pasca terjadinya kebakaran hebat di Desa Sungai Serindit, sebagian besar para pedagang lebih memilih untuk angkat kaki.
"Tidak ada pernah lagi membludak pedagang-pedagang tersebut karena jalan lintas timur sudah tembus. Jadi pasar di seberang sana Desa Parit Pudin, Desa Parit 12 pada umumnya ke sini. Setelah adanya jalan tembus mereka punya pasar sendiri. Paling banyak pedagang hanya lima orang. Itupun masih banyak los atau kios di pasar Serindit ini yang masih kosong. Harusnya pembangunan kantin ini jangan terlalu diprioritaskan,"tutur Zainuddin.
Selain persoalan pembangunan kantin, Zainuddin juga menyoroti sikap Kades dan Sekdes Desa Sungai Srindit yang selalu lebih memprioritaskan pihak keluarga keduanya dalam setiap pengerjaan proyek-proyek Dana Desa.
Sementara itu Kades Sungai Serindit, Saman membantah keras jika bangunan kantin pasar di Desanya itu dibangun diatas tanah wakaf warga.
Dikatakannya, bangunan tersebut dibangun di atas tanah milik Pemerintah Desa Sungai Serindit. Pasalnya setelah adanya musibah kebakaran puluhan tahun lalu tanah tersebut resmi milik Desa.
"Itu bukan ditanah wakaf masyarakat. Itu awalnya memang tanah kantinlah, sebelum kebakaran jalan yang kearah rumah putih itu jalannya di tengah-tengah kantin, jadi setelah kebakaran masing-masing masyarakat yang ada disitu menghibahkan tanahnya setengah meter-setengah meter, jadi ketemulah tanah wakaf yang aslinya itu simpang yang kearah dermaga biru. Jadi yang kedua adalagi wakaf yang kurang lebih nya 50 meter dari kantin yang ada ini. Jadi itu aslinya tanah kantin sejak tahun 90 an hingga 94 lalu,"ungkap Saman.
Saman juga membantah jika pekerjaan Dana Desa sebagian besar dikerjakan oleh keluarga maupun orang dekatnya sendiri, padahal semua pekerjaan Dana Desa selama ini dikerjakan dengan cara swadaya masyarakat setempat.
"Yang kerja itukan masyarakat (Desa Sungai Serindit), orang kampung tengah, pasar, orang rumah putih. Siapa yang bilang bukan masyarakat. Ya sebagian kecil ada (pekerja dari pihak keluarganya), sebagian besar ndak juga. Kalau kita ambil nanti yang bekerja nya basing-basing dan ternyata pekerjanya gak bagus nanti kita juga yang disalahkan," tandas Saman.(*/cr-02)
Editor : Andri Damanik
TANJABBAR – Belum lama ini Satpol PP Kabupaten Tanjabbar bersama Lurah Patunas sempat mendatangi rumah warga di RT 08 Kelurahan Patunas, Ratli Kurniato F,
BATANGHARI – Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Batanghari, Hambali Bakhtiar memberikan apresiasi yang
JAMBI – Apresiasi terhadap Polda Jambi dan jajaran terus berdatangan, terkait keberhasilan Polri dalam mengamankan dan menciptakan situasi kondusif selama ket
JAMBI – Polda Jambi berhasil telah mengerahkan 1.147 personil bersama TNI dan instansi lain dalam mengamankan Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Mom
TANJABBAR - Jalur Hijau di sepanjang Parit Lapis, Kelurahan Patunas sebagian besar sudah berdiri bangunan. Bahkan, ruang terbuka hijau yang digelontorkan Dinas