MENELISIK KEHIDUPAN TUKANG BECAK DI KOTA BERSAMA

Tetap Setia dengan Tranportasi Legendaris Kualatungkal


Rabu, 23 September 2015 - 09:30:42 WIB - Dibaca: 2903 kali

Pengayuh Becak di Kualatungkal Tengah Menunggu Penumpang. Mereka Harus Bersaing dengan Tukang Ojek untuk Mencari Penumpang. (IT) / HALOSUMATERA.COM

Panas terik tak membuat pengayuh becak di Jalan Sriwijaya putus asa. Meski jumlah mereka menyusut, masih ada yang setia dengan kendaraan legendaris itu. Hanya mengharapkan uang Rp 5.000 per orang, tukang becak di Kualatungkal tak mau kalah saing dengan tukang ojek.

ANDRI DAMANIK, Kualatungkal

DI Jalan Sriwijaya, berteret tukang becak. Di tengah kabut asap yang mulai buram, pengayuh transportasi tradisional Kota Bersama ini tetap setia dengan becaknya. Membecak adalah salah satu harapan mereka menghidupi anak dan isteri, walau penghasilan tak seberapa.

Sekitar 1980-an, ada 1.000 tukang becak yang bergerilya di Kota Kualatungkal. Dalam perjalanannya, transportasi khas Kota Bahari ini kian menyusut.

Tahun ini, jumlah becak yang ada hanya tinggal 300-an saja. Bahkan jumlah tukang ojek lebih banyak ketimbang tukang becak di Kota Bersama ini.

Walau kalah saing, masih ada warga yang mengincar becak. Hal itulah yang membuat pembecak di Kualatungkal tetap semangat.

Yadi (28), salah satu tukang becak yang rela antri di Jalan Sriwijaya, mengatakan, lebih memilih menarik becak demi menghidupi istri dan satu anaknya. Ia mulai membecak sejak empat tahun lalu. Sebelumnya, dia ikut trawl mencari ikan di laut lepas.

 “Penghasilan tidak menentu. Kadang-kadang dapat Rp 15 ribu sehari, bahkan bisa sampai Rp 20 ribu,” kata lelaki berdarah Jawa ini kepada infotanjab.com.

Yadi hanya bisa pasrah. Ia tidak punya langganan tetap sepertihalnya pembecak lainnya. Ia mencari penumpang di Jalan Sri Wijaya, menunggu siswa pulang dari sekolah.

Setiap subuh, Yadi harus keluar rumah. Sasarannya adalah ibu-ibu yang ingin berbelanja di pasar tradisional. Biasanya, sebagian pengunjung pasar menggunakan becak membawa barang belanjaan dari pasar.

“Tapi kadang-kadang kita tidak dapat penumpang. Sebagian besar, ibu-ibu yang belanja di pasar sudah ada langganan atau membawa kendaraan sendiri,” katanya.

Dibanding ikut trawl, penghasilan dari becak memang tidak seberapa. Kalau ikut trawl, dia bisa mendapat Rp 200 ribu per minggu. “Lumayan untuk dibawa pulang. Kalau sekarang, lepas makan saja,” katanya lagi.

Saat ini bapak anak satu ini masih tinggal di rumah kontrakan bersama anak dan isterinya. Tiada pilihan lain selain menarik becak. “Kalau ada kerja lain, mungkin saya pindah kerja yang bisa dapat penghasilan lumayan,” tukasnya.

Begitu juga dengan Bani (32). Ia sudah enam tahun menekuni pekerjaannya, menarik becak keliling Tungkal. Penghasilannya juga tidak menentu, hanya lepas makan untuk isteri dan dua anaknya.

“Sehari ini, baru dapat Rp 15 ribu. Penghasilan tidak seberapa untuk dibawa pulang,”tutur lelaki berdarah Banjar ini.

Sebelum menarik becak, Bani juga pernah menjadi nelayan. Di tengah mahalnya minyak, dan penghasilan tak menentu, ia lebih memilih menjadi tukang becak. Bermodalkan uang Rp 400 ribu, akhirnya ia membeli becak bekas.

“Kalau becak baru, harganya mahal bisa sampai Rp 2 juta. Cari yang bekas saja, yang penting bisa cari duit,”ujar bapak dua anak ini.(*)




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Gubernur Al Haris Tutup Hari Krida Pertanian ke-52 Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2024

JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat

Advertorial

Gubernur Jambi Al Haris Pimpin Peringatan HUT ke-79 PGRI dan HGN 2024 di Tebo

JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas

Advertorial

Gubernur Al Haris Tegaskan Pentingnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s

Advertorial

Sopir BNI Kualatungkal Dipecat Sepihak, Diduga Masalah Sepele

TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorangĀ  Karyawan k

Berita Daerah

IJTI Kecam Arogansi Oknum Kadis Koperindag Tanjabbar, Beri Waktu 24 Jam untuk Klarifikasi

TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba

Berita Daerah


Advertisement