12 jam selalu bergelut dengan selang panjang. Tak takut hujan maupun panas, Samsudin disibukkan dengan kegiatan rutinnya, menyelangkan air ke rumah-rumah tetangga.
Ditulis: Andri Damanik - Kualatungkal
SIANG itu cuaca begitu terik. Di Jalan Bawal, RT 01, Kelurahan Tungkal II seorang lelaki paruh bayah sedang menarik gulungan selang. Meski cuaca panas menghitamkan badannya, tak menghalangi lelaki asal Kuala Enok ini bekerja menyelangkan air kepada warga di lorong itu.
Begitulah kegiatan Samsudin (40). Selama 12 tahun dia tidak pernah kapok dengan usaha sumur bornya. Di lingkungan tempat ia tinggal, terdapat tiga sumur bor. Dua diantaranya bantuan pemerintah daerah, dan satu sumur bor dibangun dengan dana pribadi.
Sumur bor miliknya termasuk lama di lorong itu. Dengan modal serba pas-pasan, akhirnya usaha air bor itu mampu dijadikan pencaharian hidup selama belasan tahun.
“Kalau saya hitung-hitung, habislah Rp 15 juta bangun sumur bor,” katanya sambil menarik selang dari arah sebelah rumahnya.
Dalam sehari penghasilan dari menjual air bor tidak menentu. Sedikitnya 30 rumah, langganannya setiap hari. Air bor dijual dengan harga Rp 4.000 per drum.
“Sehari tidak tentu, kadang-kadang dapat Rp 50 ribu kadang tidak sampai. Kalau malam hari hujan, langganan tidak menyelang air. Karena di Tungkal, kalau hujan airnya ditampung untuk mandi dan minum. Tidak kayak di tempat lain. Dari dulu sampai sekarang kita kesulitan air, apalagi di kampung nelayan tidak ada masuk PDAM. Cuma pipanya saja yang dipasang, beberapa tahun yang lalu,” tukasnya.
Satu drumnya, sampai penuh memakan waktu 10-15 menit. “Sehari bisa 10 rumah yang nyelang dari 30 rumah langganan saya. Apalagi musim kemarau, nyelang sampai antri,” tutur bapak tiga anak ini.
Muin (32), warga RT 11, Lorong Bawal mengatakan di Parit III, sedikitnya 10 sumur pompa yang dibangun pemerintah daerah ditambah sumur bor pribadi.
Begitu juga di Parit IV, Kampung Nelayan, ada 10 sumur bor pemerintah daerah yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kampung nelayan.
“ Kalau tidak salah, dari parit III dan Parit IV ada 20 sumur bor. Dari dulu kami mandi pakai air bor, kalau PDAM di kampung nelayan tidak masuk, cuma pipanya saja itupun sudah lama,” kata Muin.
Proyek Air Bersih
Sekitar tahun 1978, pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung (Belum pemekaran) membuat proyek air bersih (PAB) yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum. Pada waktu itu, sumber air berasal dari Parit II, Desa Betara Kanan.
Oleh Pemerintah daerah dikelola dan akhirnya berubah nama menjadi PDAM Tirta Pengabuan. Proyek air bersih yang dikelola Dinas PU dirasa belum maksimal.
Ditahun 2007, pemerintah Daerah Kabupaten Tanjab Barat mengadakan proyek air bersih dengan nama Intake. Proyek intake ini menelan dana puluhan miliar. Pada 2009, proyek multiyears digelontorkan, dengan anggaran mencapai Rp 300 miliar. Tak menuai hasil, sisa mesin mega proyek ini masih teronggok di parkiran Dinas PU Tanjabbar.
Berganti bupati, lain pula proyek air bersih yang digelontorkan. Tahun 2013, Pemkab Tanjabbar menggelontorkan pemasangan pipa dari Sungai Baung. Cukup fantastis, anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 40 miliar lebih. Proyek ini sempat terganjal ganti rugi yang tak selesai di Parit IV, Kecamatan Bram Itam.
Pada 2014, dilanjutkan lagi pemasangan pipa air bersih dengan anggaran yang tak jauh beda. Tahun ini, Dinas PU berencana mengucurkan anggaran perbaikan pipa dalam kota.
Dipihak lain, Pemda Tanjab Barat melalui Dinas ESDM juga mengalokasikan dana untuk pembangunan sumur bor sederhana. Ratusan sumur bor dibangun setiap tahunnya kemudian diserahkan ke masyarakat untuk dikelola. Anggaran satu paket sumur bor, rata-rata Rp 50 juta lebih. (*)
JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat
JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas
JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s
TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorangĀ Karyawan k
TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba