Tepat 11 Oktober 2022 lalu, kemacetan lalulintas di Jalur Lintas Sumatera, persisnya di wilayah Kabupaten Muarojambi kembali memuncak. Kemacetan yang disebabkan iringan truk batubara ini terpantau di sepanjang Jalan Lintas Jambi – Palembang (wilayah Mestong), Jalan Lingkar Kota Jambi, Jalan Lingkar Selatan dan Lingkar Barat hingga kawasah Mendalo. Keberadaan truk batubara akhir-akhir ini mendapatkan reaksi negatif, mulai dari soal kemacetan hingga tragedi hilangnya nyawa manusia akibat lakalantas akibat truk bertonase berat ini. Sejak 2017 hingga Juli 2022, sebanyak 116 orang meninggal dunia karena kecelakaan yang melibatkan truk-truk tersebut.
Oleh: Fitriani Susanti
Demi mengurangi kemacetan dan penumpukan lalu lintas belum lama ini, Kapolda Jambi saat itu, Irjen Pol A Rachmad Wibowo (saat ini Kapolda Sumsel,red) memutuskan agar truk pengangkut batu bara di Jambi berhenti beroperasi selama dua hari. Hal ini dilakukan demi mengurangi kemacetan parah di Jalan Lintas Sumatera yang terjadi dalam beberapa hari belakangan.
Kebijakan itu tentunya berdampak positif, iringan truk tak lagi “menghantui” pengendara di sejumlah jalur yang sering dilintasi. Hanya saja, dampak lainnya, para sopir yang menggantungkan hidup dari kegiatan itu, kehilangan mata pencarian. Hal ini menjadi dilemma, dan tentu pemerintah dan pihak kepolisian mengambil langkah konkret agar perekonomian masyarakat dapat terdongkrat, kemacetan pun bisa teratasi dengan baik.
Seperti yang disampaikan Fajri, salah satu sopir truk batubara dari PT WSP/MA, kepada penulis mengeluhkan akibat penyetopan truk batubara beberapa waktu lalu.
“Akibat dari kemacetan ini kami juga merugi, pendapatan kami berkurang apalagi bahan bakar sudah pasti boros kalau macet,” ungkap Fajri salah satu sopir PT WSP/MA.
Lantas, soal kemacetan apakah Truk Batubara menjadi biang keroknya?
Dari sepenggal pernyataan sopir ini, penulis berusaha menggali lebih dalam, penyebab meningkatnya armada batubara di Jambi dan peningkatan kasus lakalantas yang melibatkan truk batubara.
Pertama, Pada April 2022, pemerintah telah menyetujui kuota produksi batubara di Jambi mencapai 39,7 juta ton. Jika jumlah itu terpenuhi, diperkirakan bakal ada 13 ribu lebih truk batubara yang akan wara-wiri di jalanan Jambi.
Berdasarkan Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia 2021, Jambi memiliki sumber daya batubara mencapai 4,574 miliar ton dan cadangan batubara 1,658 miliar ton, terbesar kedua di Sumatera setelah Sumatera Selatan.
Selama ini, Pemerintah Provinsi Jambi terus mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari dana bagi hasil batubara. Pada 2017, Provinsi Jambi menerima Rp105 miliar; tahun 2018 menjadi Rp145 miliar; tahun 2019 sebesar Rp193 miliar; tahun 2020 sebanyak Rp213,3 miliar; dan tahun 2021 mencapai Rp271,3 miliar. Total Provinsi Jambi menerima Rp927,6 miliar.
Kedua, banyaknya Truk Batubara berplat luar Jambi yang melintas di jalanan, sehingga menambah iringan kemacetan di jalur Mendalo, Jalan Lingkar Barat, Lingkar Selatan hingga di wilayah Mestong. Keberadaan truk berplat luar ini, juga mendapat sorotan dari sopir lokal, yang menggunakan truk berplat Jambi. Diharapkan pemerintah lebih tegas menertibkan truk yang berplat luar, sehingga mengurangi jumlah kemacetan di sejumlah jalur.
Ketiga, keadaan jalan yang berlubang di kawasan Muaro Jambi maupun jalan lintas lainnya, menjadi pemicu terjadinya lakalantas. Ada beberapa kasus kecelakaan juga yang disebabkan pengendara motor jatuh di lubang dan secara tidak sengaja terlindas truk, mirisnya masyarakat kerap main hakim sendiri dan membuat babak belur sopir tersebut.
Dari analisis diatas, secara logika bukan hanya masyarakat saja yang dirugikan terkait kemacetan ini, namun para sopir turut menerima risiko.
Untuk menyikapi masalah ini Pemerintah Provinsi Jambi merencanakan pembangunan jalan khusus batubara. Jalan khusus ini direncanakan akan dibangun dari Kabupaten Sarolangun-Batanghari hingga Kabupaten Muaro Jambi sepanjang 140 km. Masyarakat berharap semoga proyek tersebut segera selesai. Semoga pembangunan ini menjadi solusi jangka panjang kedepannya, sembari pemerintah menyiapkan langka jangka pendek dan menengah, agar kemacetan dan korban kecelakaan truk batubara tidak terus bertamban.(***)
(Penulis adalah Anggota Himpunan Mahasiswa Mestong, lahir pada tanggal 03 Desember 2002 di Jambi, berdomisili di Kec. Mestong, Kab. Muaro Jambi. Sekarang sedang menempuh pendidikan strata 1 di Universitas Jambi, Jurusan Ilmu Politik)
JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat
JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas
JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s
TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorangĀ Karyawan k
TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba