Memupuk Toleransi di Tengah Keberagaman SARA


Kamis, 08 Desember 2022 - 16:24:09 WIB - Dibaca: 563 kali

HALOSUMATERA.COM / HALOSUMATERA.COM

Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang disebut negara mulitikultural yang disatukan oleh Bhineka Tunggal Ika yang bermakna meskipun beranekaragam yang pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap merupakan satu kesatuan.

Oleh: Christina Adelina Tampubolon Mahasiswi UNJA Prodi Ilmu Kehutanan

Faktor-faktor penyebab timbulnya masyarakat yang multikultural adalah keadaan geografis, pengaruh kebudayaan asing, perkawinan campur dan juga iklim yang berbeda. Indonesia, sebagai sebuah negara yang kaya akan khazanah budaya. 

Dilihat dari keadaan geografis Indonesia, terdapat beribu-ribu pulau berjajar dari ujung barat sampai ujung timur, mulai dari Sumatera hingga Papua yang setiap pulau memiliki suku bangsa, etnis, agama dan ras masing-masing.

Semua masyarakat Indonesia seharusnya bangga akan kayanya perbedaan akan tetapi dengan adanya sekelompok orang intoleransi yang bersikap egois dengan enggan mendengarkan orang lain dan hanya ingin kelompoknya didengarkan, kelompok intoleransi seperti ini dapat menjadi ancaman besar bagi negara.

Terbukti, selama sepuluh tahun terakhir ini masih ada saja peristiwa- peristiwa yang berakhir tragis, melanda sejumlah daerah di Indonesia terkait dengan perbedaan agama, suku atau etnis. 

Adanya keberagaman di negeri ini berpotensi sebagai pemicu konflik yang mengarah pada kekerasan, penyerangan, perusakan, pembakaran, penganiayaan, penangkapan dan intimidasi. 

Akibat keanekaragaman kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat multikultural Indonesia sering dijumpai berbagai masalah, seperti kesenjangan dalam aspek kemasyarakatan, kesenjangan dalam sosiogeografis, kesenjangan perekonomian, kesenjangan antara mayoritas, minoritas, pribumi, dan non pribumi serta berbagai konflik sosial yang berbau Suku Agama Ras dan Antargolongan(SARA).

Sifat-sifat toleransi inilah yang seharusnya disuarakan oleh setiap elemen baik itu pemuka agama, kepala suku bahkan Ketua RT sampai dengan presiden, sebab kenyataan ini menjadikan suatu tantangan baru bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat multikultural yang damai. 

Upaya membangun Indonesia yang multikultural dapat dilakukan dengan cara dan langkah yang tepat seperti menyebarkan konsep toleransi secara luas dan memahamkan akan pentingnya multikulturalisme bagi bangsa Indonesia. 

Mendorong keinginan bangsa Indonesia pada tingkat nasional maupun lokal untuk mengadopsi dan menjadi pedoman hidupnya hingga membentuk kesamaan pemahaman diantara para ahli mengenai makna multikulturalisme dan bangunan konsep-konsep yang mendukungnya berbagai upaya dilakukan untuk dapat mewujudkan cita-cita ini.

Akan tetapi mudahnya bersikap toleransi yang ditulis dalam teori tidak sama dengan kenyataan. Buktinya sampai saat ini masih ada pemimpin atau politisi masih menghunakan politik identitas, mengacu pada sekelompok orang dengan identitas ras, agama, etnis, sosial atau budaya yang sama berusaha untuk mempromosikan kepentingan atau kepentingan khusus mereka sendiri.

Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu adanya sifat-sifat intoleransi dikarenakan politisi yang melakukan politik identitas sering kali akan memprioritaskan kelompoknya bahkan mengesampingkan kelompok masyarakat lainnya. Ini akan menjadi terus berlanjut sehingga membuat perpecahan di masyarakat.

Maka dari itu, penulis berharap supaya pemerintah secara masif melakukan upaya dalam mengatasi intoleransi dan radikalisme yaitu memberikan pengetahuan mengenai intoleransi dan radikalisme, menanamkan nilai-nilai pancasila, dan bijak dalam menggunakan media sosisial dan segera menindak tegas oknum yang masih menyebarkan sifat intoleransi.

Dan bagi pembaca mari sama-sama menyebarkan semangat toleransi mulai dari hal-hal kecil. Menerima perbedaan itu indah dan damai.(***)

 




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Gubernur Al Haris Tutup Hari Krida Pertanian ke-52 Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2024

JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat

Advertorial

Gubernur Jambi Al Haris Pimpin Peringatan HUT ke-79 PGRI dan HGN 2024 di Tebo

JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas

Advertorial

Gubernur Al Haris Tegaskan Pentingnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s

Advertorial

Sopir BNI Kualatungkal Dipecat Sepihak, Diduga Masalah Sepele

TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorang  Karyawan k

Berita Daerah

IJTI Kecam Arogansi Oknum Kadis Koperindag Tanjabbar, Beri Waktu 24 Jam untuk Klarifikasi

TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba

Berita Daerah


Advertisement