HALOSUMATERA.COM – Wajah polos dengan senyuman kecil, Aisyah Nazwa Oktari, menyambut kedatangan perwakilan Forum Honorer Tanjungjabung Barat, Jumat pagi (8/1/21). Usianya yang belia, 18 bulan, harus menahan sakit, lantaran ada kelainan pada jantungnya.
Anak dari pasangan Muhammadiyah dan Nur Azizah ini kini membutuhkan pertolongan. Orang tuanya harus menyiapkan dana tak sedikit, untuk berobat Aisyah.
Setidaknya, untuk berobat, orang tuanya harus mencari persiapan dana sekitar Rp 50 juta untuk biaya operasi bayi mungil ini di Jakarta.
Sebagai bentuk rasa kepedulian dan solidaritas sesama tenaga honorer FHT berinisiatif menggalang dana sejak 25 Desember 2020 hingga saat ini. Dana yang didapatkan dari sumbangan/uluran tangan sesama tenaga honorer (TKK/TKS,Guru Honorer), Pengurus FHT dan ada juga dari Guru PNS mencapai Rp. 4.210.000.
Dana tersebut langsung disalurkan oleh perwakilan FHT yang terdiri dari Ketua Umum, Ketua Bidang Sosial dan Keagaman dan beberapa anggota pengurus kepada Muhammadiyah dan Istrinya dengan harapan dapat membantu biaya operasi Aisyah di Jakarta.
“Bantuan ini sengaja kami berikan sebagai bentuk rasa solidaritas dan kepedulian sesama tenaga honorer, semoga dapat meringankan dan membantu biaya operasi Aisyah di Jakarta,” ungkap Imam Syafei selaku koordinator penggalangan dana “FHT PEDULI AISYAH”.
Sedangkan Ketua Umum FHT Hendra Novariadi yang turut hadir mengucapkan terima kasih kepada para donatur, tenaga honorer (TKK/TKS) dan bapak/ibu guru yang secara sukarela dan ikhlas menyumbangkan sebagai hartanya untuk membantu Aisyah.
“Orangtua Aisyah, Muhammadiyah dan Istrinya beprofesi sebagai tenaga honorer, sudah sepantasnya kita bantu, karena ini bagian dari program FHT bidang sosial, untuk mengirangkan beban kawan-kawan satu profesi yang sedang mengalami musibah,” ujar Hendra.
Sementara itu, Muhammadiyah, orang tua dari Aisyah mengatakan, pada awal November lalu pihaknya mendapatkan telepon dari RS, agar putrinya segera dioperasi. Namun, karena kendala biaya, pihaknya belum bisa ke Jakarta.
“Kita belum ada biaya. Karena bulan kemarin saja kita habis hampir Rp20 juta selama satu bulan di Jakarta. Itu saja kita pakai uang minjam dan sekarang juga belum dibayarkan. Kemarin itu hanya pemeriksaan, kalo operasi ini pasti lebih mahal lagi,” ujarnya.
Soal biaya kata Muhammadiyah juga tidak dijelaskan secara rinci oleh pihak rumah sakit. Selama pengobatan pihaknya menggunakan BPJS, namun tidak semuanya tercover oleh BPJS. Karena kata Muhammadiyah ada beberapa obat dan tindakan medis, di luar tanggungan BPJS.
“Kita hanya bisa berharap dan menunggu ada bantuan dari pihak yang bisa membantu kami. Karena memang biaya pengobatan yang cukup besar,”tukasnya.(*/firman/nik)
Analisa oleh Roland Pramudiansya Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) Provinsi Jambi Di tengah hiruk pikuk dinamika penegakan hukum yang terus
JAMBI – Dr. (HC) Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali Bin Hasyim Bin Yahya hadir ditengah-tengah keluarga besar Polda Jambi. Kehadiran ulama kharismatik itu me
Kota Jambi - Ketua Pengadilan Tinggi Jambi, Ifa Sudewi mengambil sumpah 76 advokat dalam sidang terbuka yang digelar di Pengadilan Tinggi Jambi, Kamis 20 Novemb
MUARO JAMBI - Bangga dan terharu, tampak dari raut wajah Jenderal Bintang Dua, Irjen Pol Krisno H. Siregar. Hal itu terlihat jelas saat menyaksikan anggota Pold
Oleh : Dr. Arfa’i,S.H.,M.H - Dosen Hukum Tata Negara FH Univ Jambi Polri dan Jabatan Sipil Berbasis Penegakan Hukum : Harmonisasi UU Polri, ASN dan Putus