Konversi Minyak ke Gas di Kalangan Nelayan Terancam Gagal


Selasa, 01 September 2015 - 23:19:22 WIB - Dibaca: 1719 kali

ilustrasi/net / HALOSUMATERA.COM

KUALATUNGKAL - Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas untuk nelayan di Kabupaten Tanjungjabung Barat terancam gagal. Pasalnya, tidak ada program lanjutan bantuan konverter kit kepada nelayan.

Beberapa waktu lalu, Kementerian ESDM memberikan bantuan 300 alat konverter kit kepada nelayan di Tanjab Barat. Penyerahan itu langsung diresmikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siwoutomo dua tahun silam.

Dikonfirmasi wartawan, Kepala Dinas ESDM Tanjab Barat Yon Heri menampik, bahwa konversi minyak ke gas untuk nelayan gagal. Namun dia mengakui, belum ada aba-aba kelanjutan dari program tersebut.

“Kita tahu, bahwa banyak nelayan yang mengeluhkan soal penggunaan konventer kit saat peluncuran perdana itu. Namun itu kan baru pilot projek sekarang sedang dilakukan perbaikan,” ujarnya via telepon.

Disebutkan Yon, selain masih menunggu kelanjutan dari Kementerian ESDM, pihaknya juga masih menunggu hasil revisi kontrak kerja antara Petrochina dengan pihak ketiga. Yang mana saat peluncuran perdana itu, Petrochina bersedia memberikan bantuan ratusan konventer kit untuk nelayan Tanjab Barat.

“kita juga menunggu hasil revisi kontrak kerja petrochina dengan pihak ketiga itu. Kan mereka juga mau bantu,’’ jelas pria berdarah Kerinci ini.

Hal senada juga disampaikan Bupati Tanjab Barat, Usman Ermulan saat di bincangi di ruang kerjanya, Selasa siang. Kepada awak media, Usman mengaku akan segera menanyakan kelanjutan program tersebut ke Kementerian ESDM.

Seperti diketahui, bahwa nelayan mengeluhkan dampak dari konversi minyak ke BBG tersebut. Alasannya, penggunaan BBG berpengaruh pada kurangnya tenaga dari mesin perahu. Dengan jarak tempuh lumayan jauh, nelayan lebih cenderung menggunakan bahan bakar minyak ketimbang gas.

“Tidak ada keuntungannya pakai BBG itu bagi nelayan kita. Jauh dekat, nelayan kita pergi melaut, biaya pengeluarannya sama saja," sebutnya.

Senada juga disampaikan Ketua Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir (LEPP) Arsyad. Dikatakannya, bahwa penggunaan BBG hanya cocok untuk mesin berbahan bakar premium.

Saat ini, dari 43 paket konverter kit, hanya sekitar 10 perahu nelayan yang masih menggunakan bahan bakar gas tersebut. “Itu dipakai oleh nelayan pancing dan nelayan pemasang luka (bubu)," jelasnya.(*)

Penulis : Edison

Editor   : Andri Damanik




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Hasil Pengecekan Tim Gabungan, SPPG Polda Jambi Memenuhi Standar Operasional

JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen

Berita Daerah

Penyaluran Pupuk Subsidi dengan Slogan TEPAT dan PUPUKKU

JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn

Berita Daerah

Dua Oknum Guru SMAN 4 Tanjabtim Dilaporkan ke PGRI dan Disdik Provinsi Jambi

JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika

Berita Daerah

Ketika Demokrasi Melemah, Politik Hukum Ikut Tersandera

Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti

Opini

Ketua DPRD Muaro Jambi Sebut Secara Struktural dan SDM Perumda Tirta Muaro Jambi Kurang Baik

MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat

Berita Daerah


Advertisement