Kopi merupakan minuman ke-2 terpopuler di dunia setelah teh. Menurut data International Coffee Organization (ICO), per Januari 2020 konsumsi kopi di Indonesia pada periode 2019/2020 mencapai 4,9 juta kemasan dan berada diurutan ke-2 sebagai negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia setelah Brazil (Hasby, et al 2020).
Oleh : Kelompok Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi (Tri kusuma, Shifa Otrica M, Duwi Lestari, Sherendinia, Neni Guspira, Anggia)
Bagi banyak orang, kopi bukan sekedar minuman selingan tapi adalah bagian dari gaya hidup. Minuman kopi pada saat ini menjadi minuman populer di dunia karena dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat mulai dari remaja, dewasa bahkan lansia.
Disamping rasa dan aroma yang membuat menarik dan juga nikmat, minuman ini sering memunculkan berbagai dilema akibat mitos-mitos yang belum tentu kebenarannya diterapkan oleh banyak orang. Berikut mitos kopi yang berkembang di masyarakat dan faktanya berdasarkan jurnal ilmiah :
Pertama, Kopi menyebabkan insomnia
Faktanya meminum kopi bisa menyebabkan susah tidur dikarenakan kafein dapat memblokir kimia pengontrol tidur di otak. Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan produksi hormon adrenalin yang membuat mata tetap terjaga (Clark dan Landolt 2017).
Adanya hubungan yang signifikan pada volume kopi dan screen-time malam dengan lama memberi efek gangguan tidur hanya sedikit bahkan pada orang yang mengkonsumsi kopi 6-7 kali per hari dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hormon adenosin di bagian otak dengan membentuk koloni, sehingga tubuh menjadi toleran dengan kafein (Kadita dan Wijayanti 2017).
Kedua, Kopi Menghilangkan Stres
Faktanya penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dan konsumsi kopi, semakin sering konsumsi kopi maka semakin rendah tingkat stres (Selviana, 2017). Kopi mengandung alkaloid jenis xantine, yang bertindak memblokir reseptor adenosine A2A.
Ketika stres, tubuh memproduksi banyak adenosine yang menimbulkan berbagai gejala stres. Sehingga dapat dikatakan bahwa kopi selain menghilangkan rasa stres, juga dapat menghilangkan rasa kantuk dan memberi energi (Harris et al, 2017).
Ketiga, Kopi Dapat Membahayakan Janin
Faktanya kafein berdampak pada peningkatan detak jantung dan metabolisme tubuh yang menimbulkan stres dan berpengaruh terhadap perkembangan janin. Kafein dapat mengganggu pernafasan bayi yang nantinya dapat menyebabkan bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup (Handayani,2018).
Kafein yang diserap ibu hamil dapat berpotensi mempengaruhi perkembangan embrio. Asupan kafein selama kehamilan menyebabkan komplikasi seperti keguguranhambatan pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah(BBLR) dan dapat mengganggu kognitif di masa anak anak (Qian,J et al.,2019).
Keempat, Kopi Dapat Menurunkan Berat Badan
Faktanya mengkonsumsi empat cangkir kopi setiap hari dapat mengurangi lemak tubuh sekitar 4 persen. Hal ini dikarenakan kafein pada kopi dapat meningkatkan metabolisme,sehingga membakar kalori lebih banyak dan memicu penurunan lemak tubuh (Icken, D et al. 2015).
Asam klorogenat yang terkandung di kopi mempengaruhi sistem metabolisme tubuh, meningkatkan oksidasi asam lemak, menginhibisi kerja enzim emilasi. Asam klorogenat terbukti mampu menahan kenaikan berat badan (Harahap dan Tanjung 2020). Penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kopi pada wanita obesitas memberi dampak terhadap penurunan berat badan (Harahap dan Tanjung 2020).
Kelima, Kopi Dapat Memperlancar Buang Air Kecil
Faktanya Kopi tidak sekedar minuman biasa, tetapi telah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang Indonesia. Asupan tinggi kafein dapat meningkatkan pengeluaran kalsium urin melalui mekanisme penurunan reabsorbsi kalsium di ginjal sehingga menyebabkan keseimbangan kalsium menjadi negatif yang nantinya akan mempengaruhi kepadatan tulang (Hayati 2012).
Tingginya pengeluaran kalsium dalam urin karena asupan natrium yang berlebih terjadi melalui mekanisme peningkatan laju filtrasi glomerular dan penurunan reabsorbsi kalsium di tubulus distal ( Safitri dan Fitranti 2015). Karena kopi terdapat efek diuretik yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah urin sehingga meminum kopi dapat memperlancar buang air.
Keenam, Kopi Membuat Tubuh Menjadi Dehidrasi
Faktanya, kopi tidak membuat tubuh menjadi dehidrasi, tetapi di dalam kopi terdapat efek diuretik (Ramadhan dan Rismayanthi 2016). Efek diuretik akan muncul jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih yang menyebabkan penurunan cairan serta meningkatkan produksi natrium dan air melalui urin.
Penelitian juga menyatakan tidak ada hubungannya mengkonsumsi kopi dengan kejadian dehidrasi (Killer, et al 2014).(***)
JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat
JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas
JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s
TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorangĀ Karyawan k
TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba