Kurus tak berdaya, hanya bisa terbaring lemah. Tiada harapan, kecuali anugerah sang Ilahi. Bertahan hidup dengan tulang dibalut kulit. Apa daya, hanya bisa berharap uluran tangan dari mereka yang berhati mulia.
EKO – Halo Sumatera
Kondisi inilah yang dialami Yunita (11), bocah yang menderita Polio sejak lahir. Hati terasa teriris dan tanpa sadar air mata ini ikut menetes, saat melihat perjuangan anak perempuan penderita penyakit polio ini.
Yunita anak paling bungsu dari dua bersaudara. Yunita hidup di tengah-tengah keluarga yang tidak mampu. Tanpa adanya kasih sayang dari sang ayah yang telah lama berpisah dari ibunda.
Selama ini Yunita hanya dirawat oleh ibu kandungnya yang bernama Sukarsih. Demi menafkahi Yunita dan kakaknya, Sukarsih rela bekerja sebagai pengambil upah kocek pinang dan cungkil kelapa.
Sukarsih merupakan warga Jalan Semoga, RT 07, RW 02 Kelurahan Kampung Laut, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi.
Kini kondisi Yunita sejak lahir tidak mengalami perubahan. Tubuhnya kurus, tidak bisa berjalan dan tidak bisa berbicara layaknya anak sebayanya. Semua aktivitas Yunita dibantu oleh ibunya maupun keluarga yang satu atap bersamanya.
Berdasarkan keterangan Dokter bahwa Yunita menderita penyakit Polio Lumpuh Layu, yang berarti kondisi dimana terjadi kelemahan otot yang dapat terjadi di ekstremitas (tangan atau kaki).
Sang ibu Sukarsih menuturkan, bahwa Yunita sampai saat ini tidak bisa melakukan aktivitas apapun, baik itu berjalan, duduk maupun berbicara. Semuanya dibantu dengan cara digendong. Semua itu harus dilakukan, karena tidak adanya alat bantu dorong seperti kursi roda khusus untuk Yunita.
Walau cukup berat melewati masa-masa sulit ini, namun Sukarsih tak menyerah. Meski kadang kala rasa sedih terus menggelayut tatkala melihat sang buah hati berjuang menahan rasa sakit.
"Mau bagaimana lagi, dengan cara digendong itu lah yang saya bisa lakukan, sedangkan kursi roda kami tidak punya,"tutur Sukarsih kepada halosumatera.com yang terlihat sedih dan meneteskan air mata.
Karena Dirinya dan keluarga tidak mampu untuk membeli kursi roda dengan uang sendiri, maka Sukarsih menaruh harapan besar kepada para dermawan dan pemerintah setempat agar putrinya bisa mendapatkan bantuan kursi roda.
"Setidaknya kalau saat ingin keluar atau jalan-jalan sekitar rumah, Yunita bisa menggunakan kursi roda,"katanya.
Sementara, Camat Kuala Jambi, Taufiq Kurniawan, S.STP setelah mendapat kabar tersebut langsung mendatangi rumah yang terdapat didalamnya Tiga Kepala Keluraga (KK) tersebut. Camat juga langsung bergerak cepat dan langsung berkoordinasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tanjabtim.
"Alhamdulillah Kepala Baznas Tanjabtim respon positif akan membantu kursi roda, dan Insya Allah kita akan bantu untuk administrasi dan pemberkasannya,"ujar Taufiq.
Camat berharap, dengan adanya bantuan kursi roda nantinya, dapat membantu meringankan ibunya dalam merawat Yunita. Camat meminta keluarga dan orang tua Yunita agar tetap sabar, dan jangan pernah bosan memberikan semangat kepada Yunita.
"Kepada Yunita semoga senantiasa terus diberikan kesehatan dan tidak ada lagi penyakit-penyakit lain yang muncul, amin,"tandas Camat Kuala Jambi menutup keterangannya.(***)
JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, secara resmi menutup kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-52 tingkat Provinsi Jambi yang berlangsung di arena ex-MTQ Kabupat
JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menghadiri dan memimpin peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nas
JAMBI - Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi. Pernyataan ini disampaikannya s
TANJABBAR - Supervisor Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), diduga memecat salah seorangĀ Karyawan k
TANJABBAR - Pengurus Daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Jambi, sangat mengencam atas tindakan arogan oleh oknum Kadis Koperindag Tanjabba