Dinilai Stagnan, Program Konversi Minyak ke Gas bagi Nelayan Akan Dikaji Ulang


Senin, 10 Oktober 2016 - 13:25:00 WIB - Dibaca: 1156 kali

ilustrasi/net / HALOSUMATERA.COM

KUALATUNGKAL – Program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas bagi nelayan di Tanjabbar akan dievaluasi kembali. Hal ini dikatakan langsung Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Tanjabbar, Ir Zabur Rustam kepada wartawan, baru-baru ini.

Untuk diketahui, Pilot Project Penggunaan LGV yang telah di resmikan Wakil Kementerian ESDM Susilo Siswoutomo pada 2013 silam tidak berkelanjutan.

"Akan kita cek kembali‎. Kita lihat dulu dimana persoalannya," ungkap Zabur belum lama ini.

Zabur akan mendata kembali, apakah alat tersebut memang dibutuhkan nelayan di Tanjabbar atau sebaliknya.

"Informasinya, konverter kit yang dibagikan itu ada masalah. Kita akan cek itu," sebutnya singkat.

Beberapa tahun silam, pemerintah meresmikan peluncuran penggunaan LGV untuk Kapal Nelayan di Kabupaten Tanjungjabung Barat.

Susilo Siwoutomo Wakil kementerian ESDM yang datang ke Tanjab Barat memberikan bantuan 300 konverter kit, konversi BBM ke BBG untuk nelayan.

Kebutuhan konverter kit untuk nelayan di Tanjabbar saat itu mencapai 1.477 unit. Pembagian konverter kit sebanyak 300 konverter dari Kementerian ESDM akan dibagikan secara bertahap sedangkan 200 konverter kit dari PetroChina dibagikan secara langsung.

"Kalau 300 dari kami, 200 dari Petro China, sisanya 900-an lagi. Saya minta SKK Migas tolong usahakan untuk membagi 300 konveter kit, sisanya yang 600 konverter kit akan dicarikan oleh pemda setempat," ujar Wamen ESDM, dalam siaran persnya, tiga tahun silam, Senin (8/7/2013).

Susilo mengatakan, Konversi BBM ke BBG merupakan program prioritas Nasional. Pemerintah akan terus melaksanakan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). Pemanfaatan energi saat ini masih sangat tergantung kepada minyak bumi, ketergantungan yang tinggi terhadap minyak bumi sangat membahayakan karena selain ketersediaanya terbatas dan semakin sulit dicari harganya terus meningkat.

“Pemanfaatan minyak bumi juga memberatkan anggaran negara karena besarnya subsidi yang diberikan. Karena itulah konversi BBM ke BBG merupakan sebuah solusi,” kata Susilo.(*/son)

Editor : Andri Damanik




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Terkait Polemik Jalur Hijau di Kelurahan Patunas, Pol PP dan Dinas PUPR Tanjabbar Belum Gelar Rapat

TANJABBAR – Belum lama ini Satpol PP Kabupaten Tanjabbar bersama Lurah Patunas sempat mendatangi rumah warga di RT 08 Kelurahan Patunas, Ratli Kurniato F,

Berita Daerah

Batanghari Kondusif Sepanjang 2024, PMII Batanghari Sampaikan Apresiasi terhadap Polri

BATANGHARI –  Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Batanghari, Hambali Bakhtiar memberikan apresiasi yang

Berita Daerah

Berhasil Amankan Akhir Tahun, Apresiasi terhadap Polda Jambi Berdatangan dari Sejumlah Ormas di Jamb

JAMBI – Apresiasi terhadap Polda Jambi dan jajaran terus berdatangan, terkait keberhasilan Polri dalam mengamankan dan menciptakan situasi kondusif selama ket

Berita Daerah

GMNI Jambi Apresiasi Kinerja Polda Jambi Tekan Angka Kriminal selama 2024 dan Amankan Nataru

JAMBI – Polda Jambi berhasil telah mengerahkan 1.147 personil bersama TNI dan instansi lain dalam mengamankan Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Mom

Berita Daerah

Soal Datangi Bangunan di Jalur Hijau, Lurah Patunas Akui Tidak Ada Perintah Bupati

TANJABBAR - Jalur Hijau di sepanjang Parit Lapis, Kelurahan Patunas sebagian besar sudah berdiri bangunan. Bahkan, ruang terbuka hijau yang digelontorkan Dinas

Berita Daerah


Advertisement