DPRD Dorong BLHD Proaktif, Cari Penyebab Banjir di Sungai Baung


Selasa, 13 Desember 2016 - 14:31:20 WIB - Dibaca: 1275 kali

Ketua DPRD Kabupaten Tanjabbar Faisal Riza.(dok/IT) / HALOSUMATERA.COM

KUALATUNGKAL - Banjir yang merendam 600 hektare perkebunan warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Pengabuan, diduga akibat luapan air dari kanal PT WKS beberapa waktu lalu mendapat perhatian dari DPRD Kabupaten Tanjabbar.

DPRD Tanjab Barat mendorong Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) untuk berperan aktif dalam mencari kebenaran penyebab banjir.

‎"Ada kabar, kalau WKS menolak disebut sebagai penyebab banjir. Makanya, kita minta peran aktif pihak terkait untuk mencari tahu perusahaan mana yang menjadi dalangnya,"ungkap Faisal Riza ketua DPRD Tanjab Barat.

Disebutkan Icol, sapaan akrabnya, selain meminta peran aktif BLHD, dirinya juga berjanji akan segera turun untuk meninjau lokasi banjir di Desa Sei Baung.

"Ada banyak perusahaan di tanjab Barat ini. Jadi, kita perlu penelusuran dulu biar tahu siapa penyebabnya?,"terangnya singkat.

Terkait persoalan ini, belum ada tanggapan dari pihak BLHD. Pasalnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup Tanjab Barat, Hamzah tidak berada di tempat saat dikunjungi awak media di kantornya yang berada di Jalan Pelabuhan, Kota Kuala Tungkal baru-baru ini.

Seperti diketahui,sebanyak 600 hektare tanaman perkebunan milik warga Desa Sungai Baung terendam. Dimana air yang merendam ratusan hektare kebun warga ini diduga disebabkan oleh pihak perusahaan pengelola tanaman industri (WKS,red).

Selain merendam kebun, jalur akses masuk ke desapun terendam banjir. Banjir di wilayah ini juga telah merendam rumah warga.

Sebagaimana diungkapkan Ramli, salah satu warga. Lahan perkebunan miliknya dengan luas sekitar dua hektare lebih, ikut terendam. Seluruh tanaman sayuran miliknya yang diperkirakan dalam waktu dekat akan memasuki masa panen, harus mengalami gagal panen, karena habis terkena banjir.

"Habis semuanya pak, seluruh sayuran yang saya tanam kacang, timun dan cabe habis mati, karena terendam banjir," katanya kepada media.

Menurutnya juga, selama ini tidak pernah ada banjir sebesar ini sampai mematikan semua tanamannya.

"Dulu jika pun ada banjir tidak pernah air nya bertahan seperti ini, apa lagi sampai berminggu-minggu, tapi banjir kali ini sangat merugikan kami," tuturnya.

Ia juga mengeluhkan soal tanaman berupa sayuran yang seharusnya diambang masa panen ikut terimbas banjir.

"Biasanya kita bisa dapat satu sampai dua ton dari hasil panen sayuran, tapi karna banjir ini semua tanaman mati, itu di sebabkan lama nya air tergenang di kebun kami," keluhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sungai Baung, Abdul Hamid, membenarkan jika ratusan hektar lahan warganya terendam banjir. Hal itu diperkuat dengan laporan Kepala Dusun Karya Baru, Katno, ke pemerintahan desa.

"Benar adanya kerugian masyarakat, yang diakibatkan banjir yang merendam desa Sungai Baung selama tiga pekan terahir," katanya.

“Laporan tersebut menyebutkan ada sekitar 160 hektare lahan warga yang terendam, hewan ternak banyak yang mati, dan ketinggian air juga telah merendam lantai rumah warga," kata kades membacakan isi laporan salah satu kepala dusunnya.

Menurutnya juga, dirinya belum dapat memastikan jika banjir ini disebabkan dari luapan kanal PT WKS.

"Kita belum dapat melihat langsung, meskipun sebagian besar warga desa menyatakan banjir ini, disebabkan luapan air kanal, dirinya akan mencari tau secepatnya penyebab banjir yang sudah berminggu ini," sebutnya.

Diakuinya Desa Sungai Baung dan Desa Suak Samin adalah wilayah yang paling parah terkena dampak banjir kali ini. 

"Memang dua desa ini banjirnya sangat luar biasa, karena dua desa ini berbatasan langsung dengan lahan WKS, dan berada di dekat sungai alam yakni sungai baung," terangnya.

Sementara itu Kepala Desa Suak Samin, Misran, juga membenarkan jika perkebunan warga di wilayahnya banyak mengalami kerugian dari dampak banjir yang tidak kunjung surut. Berdasarkan laporan warga serta pantauan perangkat desa banjir yang terjadi dikarenakan meluapnya kanal PT WKS yang posisinya ada di ujung Desa Suak Samin.

Camat Pengabuan, Suwarno saat dikonfirmasi beberapa waktu mengatakan, sejak satu minggu yang lalu, masalah ini sudah kita laporkan kepada bupati. Baik soal di desa Suak Samin maupun yang terjadi di desa Sungai Baung.

"Kita sudah sampaikan ini kepada para kepala desa untuk di kroscek langsung ke lokasi, dan hasilnya benar selain karena disebabkan intensitas curah hujan yang tinggi, genangan air di kebun warga juga di sebabkan luapan air kanal PT WKS," kata camat.(*/Edison)

Editor : Andri Damanik




Komentar Anda



Terkini Lainnya

Terkait Polemik Jalur Hijau di Kelurahan Patunas, Pol PP dan Dinas PUPR Tanjabbar Belum Gelar Rapat

TANJABBAR – Belum lama ini Satpol PP Kabupaten Tanjabbar bersama Lurah Patunas sempat mendatangi rumah warga di RT 08 Kelurahan Patunas, Ratli Kurniato F,

Berita Daerah

Batanghari Kondusif Sepanjang 2024, PMII Batanghari Sampaikan Apresiasi terhadap Polri

BATANGHARI –  Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Batanghari, Hambali Bakhtiar memberikan apresiasi yang

Berita Daerah

Berhasil Amankan Akhir Tahun, Apresiasi terhadap Polda Jambi Berdatangan dari Sejumlah Ormas di Jamb

JAMBI – Apresiasi terhadap Polda Jambi dan jajaran terus berdatangan, terkait keberhasilan Polri dalam mengamankan dan menciptakan situasi kondusif selama ket

Berita Daerah

GMNI Jambi Apresiasi Kinerja Polda Jambi Tekan Angka Kriminal selama 2024 dan Amankan Nataru

JAMBI – Polda Jambi berhasil telah mengerahkan 1.147 personil bersama TNI dan instansi lain dalam mengamankan Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Mom

Berita Daerah

Soal Datangi Bangunan di Jalur Hijau, Lurah Patunas Akui Tidak Ada Perintah Bupati

TANJABBAR - Jalur Hijau di sepanjang Parit Lapis, Kelurahan Patunas sebagian besar sudah berdiri bangunan. Bahkan, ruang terbuka hijau yang digelontorkan Dinas

Berita Daerah


Advertisement