KUALATUNGKAL – Di sekitar Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI) Parit VII mengalami pendangkalan. Otomatis, nelayan kesulitan melabuhkan kapalnya. Untuk itu, nelayan meminta kepada Bupati Tanjabbar untuk menganggarkan pengerukan lumpur di sekitar Pelabuhan Pendaratan Ikan Parit VII .
Permintaan ini disampaikan nelayan kepada Bupati saat berkunjung ke TPI, belum lama ini.
Kepada nelayan, Bupati Safrial berjanji akan memenuhi permintaan nelayan. Dermaga bisa diperpanjang 100 meter menjorok ke arah laut, sehingga nelayan mudah melakukan bongkar muat di kala musim surut.
Bupati juga sempat berbincang-bincang dengan pengelola TPI dan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Tanjabbar.
Usman, salah satu nelayan di Parit VII mengatakan, dermaga TPI tidak bisa dipakai saat air surut. Kapal hanya bisa bersandar saat kondisi normal.
“Sungai Pengabuan ini sudah hampir satu bulan surut begini pak. Dermaga inilah tempat kami mencari nafkah Pak. Maka dari itu, kami berharap dengan kedatangan Bupati kesini, kalau bisa, dibuatkan lagi dermaga yang lebih jauh ke tengah. Seperti di Pelabuhan Roro. Jika sudah sejauh itu, kemungkinan, musim apapun kapal tetap bisa sandar,”katanya berharap.
Lain pula dikatakan Rokhayah, nelayan yang juga pembuat terasi di Kualatungkal. Dirinya mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku (udang) untuk produksi terasi. Padahal dari pembuatan terasi inilah dirinya bergantung hidup. Tapi sejak air sungai dangkal, nelayan engan membawa hasil tangkapannya ke darat, lantaran kapal sulit bersandar.
"Air surut, maka kapal menjadi sulit untuk membongkar muatan. Dengan demikian, maka akan dibutuhkan biaya tambahan hanya untuk membongkar hasil tangkapan mereka dilaut saat akan dilelang," ujar Rokayah.
Mendengar langsung keluhan para nelayan yang ada di pelabuhan TPI tersebut, Bupati meminta pendapat dari pihak Dinas DKP yang ikut dalam rombongan, termasuk petugas keamanan dari Kepolisian yang ada di lokasi.
Senada, pihak-pihak yang dimintakan masukan oleh Bupati membenarkan apa yang dikatakan oleh Usman, Rokhayah dan nelayan lainnya.
"Iya, bila air sungai Pengabuan surut, maka perahu dan kapal nelayan tidak bisa sandar di dermaga untuk bongkar muat. Sebab, surutnya air cukup jauh di tengah alur sungai Pengabuan. Jaraknya lebih kurang 100 meter,"katanya.
Mendengar masukan tersebut, Bupati langsung memerintahkan Dinas DKP dan Dinas PU untuk mempelajari hal itu. Jika memungkinkan pihak DKP untuk mencari bantuan ke Pemerintah Pusat.
Dinas PU diminta untuk mempelajari dan menghitung kebutuhan biaya jika dermaga diperpanjang 100 meter menjorok ke tengah sungai.
“Ini ada pihak dari Dinas DKP dan nanti akan saya minta Dinas PU untuk mempelajari dan menghitung semua biayanya. Jika dapat kita ajukan bantuan ke pemerintah pusat atau pakai dana APBD,”ungkap Bupati.
Pada kesempatan ini, Bupati yang didampingi Staf Ahli Gubernur, Kepala BKBPMP, H Mulyadi, Camat Tungkal Ilir, M Yunus, Kabag Humas Teguh dan rombongan, mengatakan tidak ingin nelayan yang sudah dibantu oleh pihak kementrian dan pemerintah daerah masih mengalami kendala dan hambatan. Sehingga hasil tangkapan di laut sulit untuk diangkut ke darat.
“Kita ingin nantinya bisa menambah pemasukan daerah. Jika terhambat, maka pemasukan juga akan terhambat. Kita ingin semuanya berjalan baik,”ucap Bupati.(*)
Editor : Andri Damanik
TANJABBAR – Belum lama ini Satpol PP Kabupaten Tanjabbar bersama Lurah Patunas sempat mendatangi rumah warga di RT 08 Kelurahan Patunas, Ratli Kurniato F,
BATANGHARI – Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Batanghari, Hambali Bakhtiar memberikan apresiasi yang
JAMBI – Apresiasi terhadap Polda Jambi dan jajaran terus berdatangan, terkait keberhasilan Polri dalam mengamankan dan menciptakan situasi kondusif selama ket
JAMBI – Polda Jambi berhasil telah mengerahkan 1.147 personil bersama TNI dan instansi lain dalam mengamankan Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Mom
TANJABBAR - Jalur Hijau di sepanjang Parit Lapis, Kelurahan Patunas sebagian besar sudah berdiri bangunan. Bahkan, ruang terbuka hijau yang digelontorkan Dinas