KUALATUNGKAL - Kontroversi penamaan RSUD Merlung Suryah Khairuddin viral di media sosial. Sejumlah pihak menilai penamaan RSUD Merlung itu tidaklah tepat. Paling tidak, nama yang dipakai adalah tokoh ataupun nama pahlawan yang berasal dari Merlung.
Salah satu Pemerhati Sosial Budaya, Kemas Azhari, menilai nama RSUD Merlung yang dipakai saat ini kuranglah tepat.
"RSU Merlung mesti nama pahlawan. Kami berharap rumah sakit di Merlung itu bernama Amir Aida. Dua nama ini adalah anak dari pahlawan yang telah gugur akibat dahsyatnnya Bom Tentara Belanda Agresi ke Il pada tahun 1949 yang makamnya sekarang berada di tengah Desa Merlung di Jalan Amir Aida," kata Kemas Azhari.
Dia mengisahkan, kedua tokoh ini tewas menyedihkan, dalam serangan penjajah Belanda.
Aida adalah anak dari Muhammad Thayib Fachruddin dan Amir adalah anak dari keluarga Almarhum Abah Amir Bin Zakaria. Kedua tokoh ini adalah Pejuang Merlung.
"Kala itu Amir datang ke Merlung karena dia rindu dengan ayahnya yang sedang ditahan Belanda di Kualatungkal. Dalam tragedi Bom itu Amir terkena di bagian perutnya dan Aida terkena di kedua bagian kakinya patah," kata Kemas sembari mengupas sejarah kedua tokoh itu.
Dilanjutkan dia, di era Presiden RI ke dua H M. Soeharto, Ibu Raden Ayu Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto, sempat menulis surat kepada Dinas sosial Provinsi Jambi untuk merenovasi makam Amir Aida. Sayangnya, sampai saat ini belum ada sentuhan dari tangan pemerintah. Putri cilik yang berusia 9 tahun ini gugur terkena bom.
" Ini semua terjadi berkat Perjuangan ayahnya MT Fachruddin dan Abah Zakari melawan penjajah Kolonial Belanda," kata Kemas.
Terkait penamaan rumah sakit yang dibiayai anggaran daerah, Kemas menyampaikan aspirasi dari berbagai berbagai sumber, bahwa pemberian nama RSU Merlung diharuskan menggunakan nama Pahlawan setempat. "Kemerdekaan RI berkat perjuangan para Pahlawan. Sudah semestinya menggunakan nama Pahlawan, guna menghargai jasa para pahlawan yang gugur berkorban demi bangsa dan negara," tutur dia.
Soal adanya dua RSUD dalam satu kabupaten, Kemas tak berkomentar lebih jauh. " Kalau soal terpisah dengan RSUD KH Daud Arif itu saya kurang tahu. Yang jelas lebih baik nama fasilitas yang dibangun dengan APBN atau APBD menggunakan nama-nama pahlawan Nasional sesuai tempat bersejarah di masing-masing daerah," ujarnya.
Terpisah, Direktur BLUD RSUad Daud Arif dr H Elfry Syahril membenarkan jika RSUD Merlung bukan bagian dari RSUD Daud Arif.
" Tersendiri dindo. Dak ada sangkut paut dengan RS Daud Arif," katanya melalui pesan singkat, Kamis (9/1/20).(*/Andri Damanik)
JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen
JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn
JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika
Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti
MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat