KUALATUNGKAL – Pasca lebaran, Pasar Parit Satu Unja semakin sepi. Para pedagang yang berjualan di pasar tradisional ini hanya belasan orang, baik itu pedagang sayuran, pecah belah maupun daging ayam.
Tampak sejumlah lapak ikan dan ayam kosong melompong. Kondisi pasar kian semrawut.
Sementara yang lain masih bertahan di sepanjang bibir jalan Rigit Beton, Jalan Nasional. Sebelumnya, mereka yang pindah jualan ke lokasi asal, rela mengeluarkan biaya sewa tempat yang tinggi, di kisaran Rp 10 hingga Rp 14 juta.
Salah seorang pedagang yang ditemui infotanjab.com di Pasar Parit Satu Unja, tak banyak berkomentar. Mereka terlihat pasrah dengan kondisi yang terjadi.
Mereka yakin, meski banyak pedagang lainnya yang pindah jualan, pembeli bakal tetap datang ke Pasar Parit Satu Unja.
“Kalau rejeki gak kemana. Kita mau pindah kesana lagi, lapak sudah diisi, apalagi kita tidak ada modal juga untuk bayar sewa tempat. Disini malah gratis, kita bersyukur aja,” kata wanita dengan logat Batak ini.
Diakui dia, para pedagang masih menunggu keputusan dari pemerintah daerah. “Kita percuma ngomong, toh juga gak ada solusi,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Kepala Diskoperindag Tanjabbar Syafriwan SE ditemui infotanjab.com di kantornya, Kamis (20/6) mengatakan, pihaknya akan mempertanyakan kembali ke pedagang yang pindah ke lokasi lama, kenapa enggan pindah ke pasar Unja.
“Siang ini kita rapat dengan pedagang, baik itu yang di Unja maupun di Jalan Nasional. Kita undang, apa sebenarnya masalahnya,” kata Syafriwan.
Pihaknya sudah berkali-kali menyampaikan agar pedagang tidak pindah dari Pasar Unja. Apalagi fasilitas seperti jalan, air bersih dan musalla sudah disiapkan.
“Itu semuakan dana APBD, parkiran juga sudah disiapkan. Apalagi kurangnya. Makanya kita lakukan pertemuan dulu, nanti kita tanyakan lagi,” ujarnya.
Jika para pedagang yang ada di Jalan Nasional tidak bisa diajak koordinasi, Disperindag akan memberikan lapak kepada pedagang lain yang mau berjualan di pasar Unja.
Dengan catatan, mereka yang jualan di Jalan Nasional tidak diberi hak untuk berjualan di lokasi itu, dan juga tidak diberi tempat di pasar Unja.
“Di Pasar Parit Satu Unja tidak dikasih lapak, di Jalan Nasional juga tidak diberi hak untuk jualan. Karena itu bukan peruntukannya,” jelas dia.
Bagi pedagang yang masih bertahan di Pasar Parit Satu Unja, lanjut Syafriwan, Disperindag berterima kasih, karena komitmen dengan kesepakatan awal.
Apalagi, tambah Syafriwan, pada Agustus mendatang akan ada pembangunan Pasar tradisional permanen, bantuan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Bangunan baru akan banyak menampung jumlah pedagang.
“Nanti juga kita siapkan lapangan parkir, taman diperindah. Supaya penataan pasar lebih baik,” jelasnya.(*)
Editor: It Redaksi
JAMBI – Tim dari BPOM Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan BGN Provinsi Jambi mengecek Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Jambi, Sen
JAMBI – Pemerintah Provinsi Jambi terus mengawasi pendistribusian dan mencegah penyalahgunaannya di Provinsi Jambi. Dengan tagine “Tepat” yakn
JAMBI- Dua orang oknum guru di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur resmi dilaporkan ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi dan Dinas Pendidika
Dalam beberapa tahun terakhir, wajah politik hukum Indonesia memperlihatkan arah yang mengkhawatirkan. Di tengah sistem demokrasi yang seharusnya menjamin parti
MUARO JAMBI – Ketua DPRD Muaro Jambi Aidi Hatta, S.Ag memberikan tanggapannya terkait pelayanan Perumda Tirta Muaro Jambi yang kerab dikeluhkan masyarakat